Rabu, 12 Maret 2014

(Review) Bolu Meranti, oleh-oleh dari Medan

Beberapa waktu lalu suami bertolak ke Medan untuk urusan kantor. Setelah semalam menginap, dia menelepon hendak menanyakan mau dibawakan oleh-oleh apa dari Medan. Bika ambon? Ah, ga doyan.  Bolu? Lha, kita kan juragan kue? Atau kripik durian? Jiah, ga suka duren juga. Akhirnya saya bilang tidak usah beli oleh-oleh lah kalau begitu. Dan sepanjang menanti suami pulang, saya tidak habis pikir soal inovasi oleh-oleh di Medan.

Dan akhirnya baru jelang tengah malam suami tiba di rumah. Saya mengangkat alis bosan ketika melihat dia mengeluarkan kardus panjang. Ah, sepertinya dia beneran beli bolu deh. Baiklah, saatnya siapkan kalimat manis, kasihan kan sudah repot-repot bawain masa dicemberutin.

"Istri, cobain niy. Bolu pandan pakai sarikaya." Yah, okelah saya memang jarang beli selai sarikaya.


Saya lalu menarik kardus kuning persegi panjang itu. Bolu Meranti. Begitu dibuka, ada kue bolu gulung berukuran 28 cm di dalamnya. ya ampun, oleh-oleh kok bolu gulung. Saya ngedumel dalam hati. Ada bekas titik-titik di sepanjang bolu itu. Membentuk pola loyang. Ini pakai loyang apaan ya, pikir saya? Suami yang potong duluan dan memakannya sambil manggut-manggut senyum-senyum. Oke, orang ini kan vocab jajannya jauh lebih banyak dari saya, jadi ... Kayanya perlu dicoba.

Saya turut memotong dan memakannya. Sekejap sudah habis tiga potong. Penasaran atau doyan? Kuenya yang lembut membuat saya mudah memakannya. Dan walau lembut, teksturnya tidak mudah buyar saat dipotong. Rasa sarikaya luber begitu saja di mulut.

Saya segera menutupnya dan memasukkannya ke kulkas untuk sarapan anak-anak besok pagi. Dan ternyata, menyantap bolu Meranti dalam keadaan dingin rasanya lebih enak lagi.

Walau sudah masuk kulkas, kuenya tetap lembut dan selai sarikayanya yang ga pelit dioles di bagian dalam lingkaran itu turut mendinginkan perut saya. Kaya makan kue es krim hehehe .... Ah, ga jadi deh saya cela-cela niy kue. Bahkan teman suami di kantor rada mengiba beberapa potong bolu itu ke kantor. Tadinya suami bawa bika ambon dan kripik durian ke kantor.

Dan akhirnya ketika kemarin suami kembali ke Medan, dia tiba di rumah dengan kardus ukuran sedang di tangannya. Ah, rupanya dia beli bolu Meranti lagi. Kali ini untuk di rumah dan di kantor.

Saya pilih yang rasa blueberri, karena saya tidak suka nanas dan mocca. Maklum, sebagai penyantap sebagian besar kue ini, pendapat saya penting =D. Sensasinya sama, mmm nyam nyam ... Yang beda hanya harganya. Kata suami karena dia beli di bandara harganya naik dari Rp50000,- ke Rp60000,-. Ah, saya juga mau bisnis kue saya jadi tujuan oleh-oleh. Sudah saatnya tidak meremehkan ide kecil =P

*potong kuenya lagi =)

1 komentar: