Minggu, 29 Mei 2016

hoMYNGGU: Escape to Cheese Chicken


Setelah lebih dari satu tahun, baru saya berani tulis. Soalnya nasib para lapak makanan di Kalibata City memang cukup cair alias gonta-ganti terus. Kan ga lucu setelah ditulis eh tempat makannya tutup ^^.

Cheese Chicken ini terletak di tower Gaharu dan letaknya persis di siku dan menghadap toko sepatu Bata di tower Akasia. Ya, memang sih secara penempatan, tempat ini tidak mencolok tapi hei .. dia sudah bertahan selama satu tahun. Tepuk tangan.



Tahun lalu saya dikenalkan dengan Cheese Chicken ini dari tetangga. Harga murah tentu jadi promosinya. Waktu itu, kami bisa beli ayam goreng plus nasi dan cocolan keju seharga kurang dari Rp15000,-.Beli dua-tiga kotak harganya masih di bawah Rp50000,- Cocoklah buat saya kalau mendadak ke rumah ortu, untuk dimakan anak-anak. Biasanya kalau sudah janjian, nenek sudah siapkan makanan istimewa. Kalau dadakan, ya saya bawa ini saja. Atau kalau mau pergi-pergi outing sama anak-anak di hari kerja, alias ga ada bapaknya, saya juga lebih pilih beli ini. Atau kalau ingin sekadar traktir anak-anak, ga bikin kantung bolong walau sudah hampir tanggal tua.

Rasanya cocok buat anak-anak saya. Biasanya kan ayam goreng selain yang di mal itu terlalu pedas tepungnya. Kalau yang ini ukurannya cocok dan begitu juga porsinya. Anak-anak bisa duduk anteng makan sendiri dan habis.

Selain dari ayam goreng juga ada burger dan french fries. Harganya di bawah Rp15000,- juga. Lalu ada chicken wings dengan bumbu BBQ, rasanya lumayan, tapi sayapnya kurang banyak hehehe ...

Ayam yang digunakan adalah hasil ternak sendiri, jadi ukurannya ga gede banget. Juga ga kecil banget. Warna ayamnya normal, pokoknya ga mencurigakan lah.
Harganya naik Rp100,- sekarang. Tapi masih murahlaaah ^^

Agar Si Bayi dengan Kulit Sensitif tetap Aktif




"Bu, nanti untuk mandi dede bayinya pakai Lactacyd ya bu. Tahu, kan?” tanya seorang dokter spesialis anak ke saya.
“Iya, saya punya di rumah. Yang pink itu, kan” jawab saya percaya diri.
“Bukan.” Terdengar suami mendengus sambil geleng-geleng.
“Ini lactacyd baby. Saya tuliskan di resep ya.” Kata dokternya lagi.
 “Masa mau dipakaikan lactacyd kamu sih, yang bener aja?” gumam suami sekeluarnya kami dari ruang dokter.
Ya, maap. Kirain bisa multifungsi.

Foto Si Sulung, enam tahun lalu
Hayo, coba cari mana Lactacyd Baby-nya?


Itu enam tahun lalu.
Kala itu si sulung baru mengalami bulan pertamanya di dunia dan kemudian ditemukan ada semacam burik/panau di pahanya. Biasalah, anak pertama. Bingung dong. Akihrnya ketika jadwal imunisasi, kami konsultasikan hal ini dan kemudian dokter meresepkan Lactacyd Baby (iyes, ada babynya dan warnanya biru). Yah, itulah pertama kalinya saya tahu bahwa lactacyd bukan melulu tentang masalah kewanitaan ^^ Dari si sulung lalu ada anak kedua, hingga anak ketiga ... ketiganya kebagian diberi resep lactacyd baby. Lah, ini kenapa anak zaman sekarang pada sensi kulitnya ya? Apa kualitas air kita semakin buruk?



Pada event Mother & BaBy di Igor’s Pastry & Cafe di Wijaya, Sabtu kemarin, saya jadi tahu lebih banyak tentang kulit sensitif bayi dan terutama tentang si Lactacyd. Karena jujur, walau sudah digunakan untuk tiga anak, saya belum yakin apakah saya menggunakannya dengan tepat atau tidak.



Dalam video lactacyd baby dan ditekankan dalam penjelasan Dokter Liem Hua Ling bahwa kulit bayi itu memang lebih sensitif daripada kulit orang dewasa. Hal itu dikarenakan selain lapisannya lebih tipis, juga karena ph-nya lebih tinggi, yaitu sekitar 6-7. Keadaan itulah yang menyebabkan mudahnya mengalami iritasi seperti kemerahan, gartal, sibarrhea, dan ruam popok. Nah, untuk meminimalisir iritasi, maka para orangtua harus pandai-pandai memilih popok, pakaian bayi, dan cairan pembersih untuk pakaian atau untuk mandi yang aman untuk kulit bayi. Satu lagi, pilihlah cairan pembersih yang sudah teruji secara klinis dan yang membantu menurunkan ph bayi seperti ph normal dewasa.



Dipandu oleh MC Sisca Baker, Tara Amel @mamaofsnow sebagai blogger mom berbagi cerita ketika anaknya mengalami iritasi, dia kemudian mencari informasi dan ternyata di forum-forum, Lactacyd Baby memang banyak direferensikan oleh para ibu untuk bayi mereka. Ternyata, yang kulitnya sensitif bukan bayi saya doang hehehe ... Di acara ini saya menemukan ada banyak mama-mama yang memiliki anak dengan ragam kesensitifan kulit. Aku tidak sendiriaaaan. Ada yang memang keturunan, ada juga karena faktor luar atau pencetus.

Saya jadi ingat si bungsu, whew urusan kulitnya ga kelar-kelar. Mungkin ph-nya juga tinggi sehingga setiap kali berkeringat maka akan timbul merah-merah di leher dan tangan. Belum lagi soal alergi makanan. Eh, tapi ini sebenarnya si bungsu sensitif kulitnya atau alergi?

Menurut Dr. Liem alergi itu sendiri mempunyai definisi reaksi berlebihan dari kulit atau tubuh yang disebabkan oleh benda asing. Jadi alergi dapat mencakup seluruh tubuh, sedangkan sensitif biasanya hanya pada area tertentu. Biasanya di daerah lipatan tuh, makanya para orangtua tidak boleh malas membersihkan area lipatan pada bayi.

Disebutkan Lactacyd Baby mengandung ekstrak susu untuk menjaga kelembaban kulit bayi. Nah, kalau yang alergi susu bagaimana?

Mba Marketing Communication dari Lactacyd Baby menjelaskan  bahwa alergi susu pada anak itu sifatnya lactose intollerant. Artinya terkait dengan saluran pencernaan. Sedangkan Lactacyd Baby digunakan untuk bagian luar tubuh. Hmm bolehlah Dek, nenek kasihan karena kamu ga bisa minum susu sapi, tapi kamu selalu bisa mandi susu ^^



Nah, saya baru dapat pencerahan nih. Ketika si bungsu lagi panen merah-merah di badannya, saya seperti biasa menggunakan lactacyd yang diteteskan ke dalam bak mandinya. Eh tapi kok lama banget sih hilangnya? Kan si baby ini tumben awet putihnya, jadi kalau lihat kulitnya bruntusan gitu kasihan.

Ternyataaaaaa .... penggunaan lactacyd baby dengan cara mencampurkan 3-4 sendok teh lactacyd baby ke dalam air mandi bayi itu untuk perawatan. (hmm ... kemarin itu nyampe 3-4 sendok teh ga ya? Mikir sendiri). Kalau anaknya  sedang kumat iritasinya maka teteskan lactacyd baby ke kapas atau kain kasa lalu ditotol-totol (iki opo ya bahasane ^^’) ke bagian yang iritasi.

Info ini saya dapat dari testimoni seorang mama yang duduk di samping saya loh. Hoalaaah .. coba kalau si mama ini ga mengacungkan tangan, mungkin saya masih tersesat.

Oh, ada satu lagi, untuk si kulit sensitif air mandinya justru disarankan yang suhu ruang, bukan yang terlalu hangat atau terlalu dingin. Air dingin akan meningkatkan ph kulit bayi. Air yang terlalu hangat akan membuat kulit yang teriritasi jadi gatal. Dan mandikan bayi tidak lebih dari lima menit. Nah loooh ... yang suka berlama-lama di kamar mandi ^^ (tunjuk tangan).

Okelah kalau begitu, selanjutnya akan lebih baik memafaatkan Lactacyd Baby. Apalagi si bungsu lagi lucu-lucunya niy, biar si bayi berkulit sensitif ini bisa tetap aktif, ga sibuk urus gatal-gatal sana sini.

Rabu, 25 Mei 2016

RABUku: There's Something about MAN Insan Cendikia Serpong

Sejak kemenangan gemilangnya di ajang Olimpiade Indonesia Cerdas, saya jadi kepo soal sekolah MAN Insan Cendikia Serpong. Harus saya akui, selama ini  memandang sebelah mata instansi pendidikan yang menggunakan awalan 'madrasah' khususnya di Jakarta. Karena saya tidak tahu standar di daerah, tapi di Jakarta, mereka yang masuk madrasah biasanya adalah mereka yang tidak diterima di sekolah negeri. Itu persepsi saya dulu. Begitu melihat sepak terjang MAN IC saya melongo ... Eh keren juga ini Aliyah.
Semakin saya tahu, semakin keliatan bloonnya saya karena baru tahu apa dan bagaimana MAN IC itu. Proses seleksi yang ketat, hanya menerima lulusan terbaik, whew ... Cadas. Jadi malu sendiri saya. Dan yang lebih membuat ketercengangan itu berbumbu, salah satu teman SD saya lulusan sekolah itu. Hanya dia kayanya yang meneruskan ke jalur Aliyah dari sekian banyak lulusan SD Muhammadiyah Tebet.
So, ketika kawan saya ini pengumuman bahwa akan terbit buku tentang kehidupan di sekolah asrama MAN IC Serpong, saya tidak pikir panjang lagi. Anda what a surprise, kawan saya itu menjadi salah satu kontributor buku yang berjudul Dormistory.
Dormistory sendiri seperti pelipur lara karena belum membeli buku serupa tentang pesantren di Jawa Barat yang salah satu kontributornya adalah salah satu rekan kerja sewaktu di Mizan Bandung. Dan kayanya memang ga bisa lepas dari Mizan karena editornya adalah The living legend, pak Hernowo. Toh, saya agak cemas buku ini akan menjadi semacam testimoni panjang yang akan terasa membosankan di tengah buku. Rupanya, Komunitas Blogger Insan Cendikia ini tidak main-main dengan perannya sebagai pencetus dan pelaksana terbitnya buku ini.
Bagi Anda yang belum tahu, MAN IC adalah sebuah sekolah asrama berbasis agama tapi bukan pesantren. Saya mengutip Muhammad Diba Azmi Sharif di hlm. 48 ".. Merupakan sekolah tempat nilai spiritual dijadikan landasan moral dan akademis dalam menciptakan peradaban intelektual." Keren. Dan ini bukan sekadar ucapan. Bukan sekadar kantin tanpa penjaga yang melayani sendiri proses bayar membayarnya, melainkan juga ujian tanpa dijaga guru tapi tidak ada yang mencontek.
Padahal zaman saya SMA, kawan-kawan menggunakan kebisingan kereta lewat untuk bertanya saat ujian. Ya, sekolah saya di samping rel. ^^
Dengan menjadi tempat berkumpulnya para juara dari berbagai SMP, bisa terbayang kan bagaimana situasinya? Penuh kompetisi. Namun dari kisah Muhammad Nabil Satria Tadarus, saya menyimak bagaimana tranformasi dirinya memandang sebuah prestasi. "Belajar untuk Ibadah. Prestasi untuk Dakwah." ini kata-kata yang cocok bagi saya yang tidak kompetitif dan suka menggunakan alasan itu untuk tidak melakukan apa-apa.
Seperti yang terjadi di film-film, ada juga yang awalnya merasa tidak ikhlas masuk ke MAN IC. Ketidakikhlasan itu berimbas pada prestasinya, ada yang nilainya jeblok, ada yang mentalnya jeblok hingga sempat 'kabur' ke rumah untuk merenung. Namun, yang menonjol di sini adalah bagaimana sebuah sistem sekolah tetap memberikan supporter tidak hanya untuk otaknya melainkan juga hatinya. Bagaimana seorang guru asuh dihormati sedemikian rupa hingga muridnya malu sendiri jika mengecewakannya dengan nilai atau sikap yang buruk. Seingat saya, mengidolakan guru itu berhenti selepas SD atau malah TK.
Ya, memang isinya adalah anak-anak yang haus ilmu. 'Gila' belajar. Ambisius. Tapi ga tahu ya, saya merasa bahwa manusia dapat meraih begitu banyak jika vitamin otak dan hatinya tercukupi. Saya tidak menemukan tentang anak yang harus belajar dengan lampu remang-remang karena tidak ada listrik, atau yang harus mengobrak-abrik toko buku loak demi mencari referensi. Fasilitas itu ada dan memang dipakai dengan sebaik-baiknya oleh para murid. Ah, saya jadi ingat perpustakaan di sekolah saya yang ga jelas statusnya.
Anyway, buku ini memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang MAN IC, yang sangat pas bagi mereka yang tengah mencari sekolah menengah untuk dirinya sendiri atau untuk anaknya. Zaman sekarang ini, sekadar penjelasan dari brosur seringkali tidak memuaskan, testimoni dari para orang tua juga mungkin tidak tepat sasaran. Cerita dari para alumni lah yang lebih orisinil. membuat kita paham apa yang diharapkan dan bagaimana mengusahakannya. Buku ini juga somehow cocok bagi Anda yang mengalami keadaan bosan belajar atau menuntut ilmu. These people are awesome n so are you.
Oia, buku ini kayanya hanya dijual via alumninya, aku pun kemarin daftar via open PO hehehe jadi jangan sampai ketinggalan info. Bisa mampir ke FB: Maya UMM Abdillah yaa ^^

Ulang Tahun yang Canggung




 Masa kecil saya tidak banyak dihiasi dengan perayaan ulangtahun, malah tidak pernah. Hal ini karena keluarga saya bukan penganut yang merayakan ulangtahun dan harus undang-undang teman sekelas, tetangga sekampung dan lain-lain. Tapi bukan berarti tidak diistimewakan, karena biasanya jika ada yang ulangtahun, pada akhir pekan mama akan memasak ayam goreng ala KFC dengan potongan besar dan boleh makan semampunya, kentang goreng, dan salada. Mohon maklum, kami ga boleh jajan. Jadi dibuatkan yang begini ya senang banget. Apalagi mama juga wanita bekerja jadi masakan di rumah biasanya sudah rutin dari hari ke hari. Sampai hapal hehehe ....

Dan yang membuat saya agak nyesek adalah hari ulang tahun saya jatuh pada pertengahan yang artinya sekolah libur. Jadi sudahlah ga ada perayaan, ga ada yang ucapin pula. Biasa lah, anak umur segitu lagi perlu pengakuan dari peergroup hehehe. Hingga suatu hari, ketika saya sedang bengong-bengong di hari ulangtahun saya, saya mendadak bangun dan beride, “saya mau buat pesta ulangtahun.”

Tanpa pikir panjang saya keluar rumah dan keliling Tebet Timur, menghampiri rumah kawan-kawan saya dan mengatakan bahwa saya mengadakan pesta ulang tahun. Yah, ga banyak yang berhasil karena mayoritas pada liburan. Setelah lelah, saya kembali ke rumah dan kemudian akal sehat saya kembali. “Ya  Allah, what have I done? Kalau beneran pada datang gimana?”
Siang hingga jelang sore itu saya gelisah. Ga berani bilang siapa-siapa di rumah. Orangtua saya belum pulang kerja. Entahlah, yang saya ingat saya banyak mondar-mandir saat itu.
Lalu suara yang bikin deg-degan itu terdengar. “Ati... “ kawan saya datang. Oh my Goood. Gue musti ngapain?
Kalau saya tidak salah ingat kakak saya yang bukakan pagar dan bengong-bengong ketika teman saya bilang kalau disuruh saya datang ke pesta ulang tahunnya. Alhasil satu rumah gempar, tamu sudah datang di pesta yang bahkan tidak dibicarakan sama sekali. Tiba-tiba keluar kue kaleng. Tiba-tiba ada yang masak mie instan (di rumah tidak stok mie, jadi kayanya ada yang pergi beli, entah siapa). Papa yang baru pulang juga iseng mengabadikannya dalam satu foto. Ah tapi sayang fotonya di rumah orangtua hehehe ... Saya? Saya Cuma cengar-cengir, bersyukur yang datang hanya dua kawan. Gimana kalau beneran banyak? Bisa di-bully setelah masuk sekolah hahaha ....
Pesta ulang tahun yang canggung itu mengganjal di hati saya cukup lama sehingga saya berinisiatif mengadakan pesta ulangtahun lagi. Waktu itu saya sudah lulus kuliah dan ingin kawan-kawan kampus berkumpul lagi di sela laju mereka menapaki awal karier. This time I’m going to do it right. Itu niat saya. Alhamdulillah, banyak kawan yang datang. Keluarga dan kawan berkerumun di sekitar saya. It was fun. Dan cukup untuk mengobati rasa malu pada pesta ulang tahun yang canggung sewaktu kecil itu.

Ulang tahun, sebenarnya lebih terasa istimewa bagi orangtua saya yang setiap tahun akan menceritakan bagaimana perjuangan mama di hari itu. Dan karena momen itu saya merasa bersyukur dan ingin berbagi. Tapi karena bukan orang yang kebanyakan duit, momen berbaginya dikumpulin dalam satu hari, di hari ulang tahun. Atau di bulan ulang tahun hehehe apa saja deh, itu pun kalau memang ada rezekinya. Kalau tidak ya saya berbagi senyum sajalah ... kan senyum adalah sedekah.

Selamat berbahagia bagi yang berulangtahun, bagi yang akan berulangtahun karena itu artinya that you were born. Kalian juara. Juara dari sekian ribu sperma. So make your life worthed in every single day.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger.

Kamis, 19 Mei 2016

KAMYStory: Asyik Mewarnai bersama Anak


Tren mewarnai kini sedang mewabah. Para illustrator Indonesia kebanjiran ide dan order untuk buku-buku mewarnai yang semakin menjamur. Ada yang dalam bentuk buku ukuran besar atau kecil bahkan kini menjual dalam bentuk poster siap dibingkai. Yang awalnya berjudul Colouring for adults, jadi ada versi anak-anak atau segala usia. Tak hanya mewarnai, sekarang ada pula yang namanya Doodle, alias coret-coret ala saya waktu sekolah dulu ^^. Terutama untuk pelajaran yang banyak cerita atau hapalannya.


Memang sudah lama sekali sejak saya rutin coret-coret, karena memang tidak ada waktunya lagi sejak berhenti kerja. Sampai kemudian si sulung mengajak saya turut mewarnai bersamanya. Biasanya, kami menggambar atau mewarnai masing-masing. Makanya saya sebenarnya agak enggan menurutinya karena buku mewarnainya kecil, ya ga nyamanlah buat mewarnai bersama. Dan lagian masih ada anak nomor dua, mau taruh di mana tuh tangan n krayon?

But then again, saat bermain dengan anak memang sejatinya menyingkirkan pikiran-pikiran rumit seperti itu. Just do it. And, it turned out to be Fun ^^


Saat menghadiri #playdateStaedtler di twin house, Sabtu lalu, saya jadi bersemangat karena ini akan jadi playdate yang tenang. Hehehe tenang tapi berantakannya tingkat tinggi. Itu yang biasanya terjadi di rumah kami saat anak-anak memutuskan untuk mewarnai dan hal lain di sekitarnya. Well, bagi anak kedua dan ketiga saya peralatan mewarnai lebih menarik dijadikan alat bermain yang lain seperti memilah warna, bongkar-bongkar untuk si bayi, membuat bentuk-bentuk dari pensil warna atau spidol, dan lain-lain. Eh rupanya mba Danesya alias Mama Dio yang menjadi pembicara di playdatestaedtler baru saja mengadakan giveaway tentang aktivitas anak dengan pensil warna yang ternyata membuahkan banyak ide-ide bermain yang menarik dengan pensil warna selain untuk mewarnai.


Pensil warna sekaligus cat air staedtler sendiri pun juga memiliki multi kebiasaan. Selain berfungsi sebagai pensil warna dan bisa berubah menjadi cat air-waktu saya SD hal ini ajaib sekali ^^ tapi juga bisa digunakan di berbagai media seperti Kanvas dan tas blacu. Seperti yang kami lakukan kemarin.


Saya dan Safir memilih tas blacu sebagai media. Tapi akhirnya lebih memilih menggunakan spidol ketimbang pensil warna. Kakaknya malah yang kemudian sibuk mewarnai dengan pensil di buku gambar yang juga termasuk dalam goodie bag. Serasa dapat harta Karun gitu mereka.




Biasanya kalau lagi tandem mewarnai sama anak, mereka suka sambil cerita macam-macam. Maklum, anak saya kadang ga mau jawab kalau ditanya model interogasi gitu. Jadi sebenarnya ga tenang-tenang amat hehehe .. Begitu juga para emak-emak pun sharing tentang membagi waktu antara kegiatan anak dengan me time. Bagi ibu bekerja, me time-nya ya pas meeting. Bagi ibu rumah tangga, me time-nya tentu saja ketika anak tidur hehehe ....


 Dari sini pula saya mendapat informasi baru bahwa pensil berbentuk segi tiga yang juga dikeluarkan staedtler menjadi salah satu alat yang tepat dalam membantu anak-anak yang terlambat bicara untuk mengasah motorik halusnya. Bentuk segitiga ini memang pas dengan lekuk jari saat memegang pensil sehingga tidak membuat tangan cepat lelah.




Matahari semakin tinggi. Kami yang mewarnai di halaman twin house pun mulai merasa lapar. Walau hanya tangan yang bergerak, tapi mewarnai itu bisa bikin lapar banget hehehe ...


Sambil makan ya sambil ngobrol sama perwakilan staedtler Indonesia. Rupanya ini kali pertama membuat playdate karena ingin menampilkan pensil warna selain dalam wujud lomba. Staedtler juga rutin mengunjungi sekolah-sekolah untuk sesi mewarnai, bisa juga memberikan pelatihan bagi para guru TK. Perkantoran juga bisa kok. Katanya, kalau untuk perkantoran mereka akan berikan lembar mewarnai yang sangat besar sehingga bisa dikerjakan oleh kelompok berisi empat orang. Hmm semacam no gadget activity. Untuk membentuk hubungan yang real ^^ Cocok kan buat kantor yang banyak berkomunikasi via media digital.


 Begitu perut terisi dan memutuskan untuk pulang, anak-anak malah enggan. "Asyik banget di sini," katanya.

Iya deh yang baru dapat pensil warna dan spidol baru ^^

Lain kali buat lagi yaa staedtler Indonesia.

Selasa, 10 Mei 2016

KAMYStory: Membuang Kenangan


Hidup di unit rusun yang mungil dengan jumlah penduduk yang padat membuat saya sehari-hari berpikir barang apa yang bisa disingkirkan atau dipindahtangankan. Begitu sudah memilah-milah barang tapi masih penuh maka barang-barang kenangan pun kena bagian.

Bedanya, menyingkirkan barang kenangan berarti turut menyingkirkan kenangan. Well, ga sepenuhnya tapi rasa keterikatan pada benda kenangan itu setidaknya hilang pula. Lumayan lah untuk menyegarkan kepala dan menata hati atau malah baper? Dan beberapa waktu lalu saya menyisihkan waktu menyingkirkan barang kenangan itu dan mengubahnya menjadi file blog hihihiy ... Rasanya? Hmm ..

1. DVD BAJAKAN
Hahaha DVD memang tidak terlalu makan tempat tapi siapa sangka ketika hendak dibuang ada rasa sedih gimana gitu. Hanya tiga judul DVD siy yang saya buang. Meteor Garden 1 dan 2 dan Beautiful Life. Betapa tidak, seri Meteor Garden saya beli dalam tergesa, ditonton semua dalam dua hari padahal saya sedang UTS di kampus. Dan sangat tidak disarankan untuk menonton film-film berbahasa Mandarin jika kamu kuliah bahasa asing lain, seperti Belanda (itu saya). Seri Meteor Garden 2 juga tidak kalah memorablenya. Pasalnya itu hasil copy sendiri. Zaman belum booming nonton streaming atau mantengin Drakor di YouTube demi subtitle, zaman itu andalannya adalah tempat penyewaan DVD. Nah, tempat sewanya hanya ada di Kelapa Gading, beda beberapa hari dari negeri asalnya. Yang kebetulan dekat dengan rumah parner in crime saya ha-ha-ha. Jadilah saya selama liburan kuliah bolak balik Tebet – Gading untuk ambil dvd yang disewa kawan saya dan mengcopynya di rumah saya di Tebet. Ah, kenangan itu epik lah bagi saya ha-ha-ha ... Jadi sedih juga melihat puluhan keping itu bertebaran di lantai sebelum akhirnya masuk ke kantung sampah.


2. BUKU HARIAN
Nah, kalau ini semacam langkah  penting sih. Tadinya buku harian itu mau saya simpan, siapa tahu buat warisan untuk anak-anak kaya di film-film. Tapi semakin banyak anak saya, semakin saya mempertanyakan manfaatnya buku harian yang sudah numpuk sejak SD itu. Apalagi isinya saya marah-marah sama ortu, atau sibuk ngegebet adik kelas di sekolah dan di kampus. Apa gunanya mewariskan track recordnya saya yang cupu dan pathetic itu ha-ha-ha ...
Dan buku harian, kartu, segala tiket, saya buang ke tempat sampah sebagai penegasan bahwa saya sudah sepenuhnya move on. Ga kaya Cinta dong, udah dibuang ke tempat sampah eh masih balik lagi hehehe ... Dan cukuplah kenangan itu ada di kepala walau kayanya ga perlu juga diingat-ingat apalagi diceritakan ke anak. Plus tata bahasa saya di buku harian itu kacrut banget ha-ha-ha ga tahan ingin saya edit.


3. BUNGA PALSU
Yap, bunga palsu. Pada suatu hari di perayaan ultah kantor saya, saya jadi panitia dan ketika hendak pulang saya mengamati rangkaian bunga yang berbaris di pojokan. Tak sedikit yang menggunakan bunga palsu. Karena merasa sayang maka saya cabutin lah bunga-bunga itu. It was more than 6 years ago.
Lalu, beberapa waktu lalu saat sedang rapat komite TK dan menyebut soal mendekor ruangan perpisahan, bunga itu terlintas di kenangan saya. Dan begitu saya ke Tebet, masuklah bunga-bunga palsu yang sudah lama berada di lemari itu ke dalam kantung plastik besar, untuk kemudian dipindahtangankan ke sekolah Malika itu.

Kalau ini perasaannya senang, sama seperti ketika memberikan seluruh koleksi bungkus permen saya ke kawan kuliah untuk tugas desain fashionnya. Akhirnya berguna juga itu barang ^^



Nah, baru tiga hal itu yang saya singkirkan. Rumah masih penuh, ha-ha-ha. Berarti saya masih harus merapikan folder lemari, kepala, dan hati saya hihihiy ... Mari beberes ^^

Rabu, 04 Mei 2016

RABUku: Liburan ke Museum itu Keren




“Kalau kamu jadi penjaga museum di Solo, kamu mau pilih museum apa?”

Itulah kira-kira pertanyaan yang diajukan saat mengikuti giveaway dari blogtour 3 Emak Gaul Keliling Kota: Catatan Tiga Emak Menjelajahi Museum di  Yogyakarta, Solo, dan Semarang karya emak blogger keren Fenny Ferawati, Ika Koentjoro,  dan Muna Sungkar.

Wisata ke museum mungkin ga hits seperti wisata kuliner atau wisata atraksi yang lebih modern bahkan wisata alam yang lebih kelihatan naturalnya. Mungkin datang ke museum terlalu lekat kaitannya dengan tour study sewaktu SD hehehe ...
Saya ingat suatu kali datang ke Semarang bersama kawan, dan ditanya mau ke mana, saya bilang mau ke museum. Kawan saya selaku tuan rumah di Semarang mengernyitkan dahinya ^^.

Saat pengumuman giveaway menyatakan saya pemenangnya dengan beberapa alasan salah satunya adalah terkait saya yang tidak pilih-pilih mau menjaga museum apa, hehehe. Ya, buat saya museum itu cara singkat untuk memahami sebuah daerah. Biar terasa gitu hawa kulturnya. Tak kenal maka tak sayang, kan?

Nah, buat kalian yang hendak liburan ke tiga kota besar di Jawa Tengah ini, ga ada salahnya loh memasukkan museum dalam daftar perjalanan kalian. Museum Afandi di Jogja, kah? Museum Keraton Surakarta di Solo, kah? Atau Museum Rekor Dunia di Semarang? Hayoo ... sudah pernah ke sana belum?

Buku ini menjadi prolog yang tepat sebelum memutuskan memasuki museum apa. Ya, kalau tidak biasa ke museum kan bisa disesuaikan dengan kesukaan. Tiga emak keren ini keliling kota untuk memberikan review singkat tentang museum-museum di daerahnya. Tidak hanya review melainkan juga sedikit perasaan alias tips tertera di sana. Pula ditambah informasi harga tiket masuk yang pada umumnya di Indonesia murahnya ampun deh. Bingung cara ke sananya? Pilihan transportasi juga ditulis di sana. Silahkan buktikan sendiri kalau datang ke museum itu keren.

Nanti kalau sudah ke sana, foto dan lapor di twitter, jangan lupa tag mak @fennyferawati, @momtravelerblog, dan @ikakoentjoro yaa ... siapa tahu mereka jadi tambah semangat buat buku keliling kota lain lagi ^^

Dapatkan buku ini pastinya di toko buku Gramedia terdekat karena diterbitkan oleh BIP dengan harga Rp80750,-  Selamat liburan.



RABUku: Belajar Seks sejak Dini tanpa Heboh


Kalau baca berita akhir-akhir ini sedang ngeri-ngerinya ya, jangan-jangan memang betul bahwa Indonesia sudah darurat keamanan terutama untuk anak-anak dan wanita dengan banyaknya kasus perkosaan yang terjadi. Bagi mereka yang paham kondisi ini, berbagai cara dilakukan para orangtua untuk melindungi anak-anaknya, salah satunya adalah mengajari seks pada anak sejak dini.

Hah, kecil-kecil diajari seks? Seks itu alamiah. Itu yang saya pernah dengar terucap dari salah satu tokoh. Hehehe ... mungkin banyak yang tidak tahu bahwa kata ‘seks’ tidak melulu berarti ‘hubungan intim’. Seks itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh pada umumnya dan alat kelamin pada khususnya.

Bahkan dalam agama pun sebenarnya juga sudah ada semacam pendidikan seks sejak dini. Seperti memisahkan tempat tidur anak dari orangtua paling lambat di usia 7 tahun, memisahkan ranjang anak perempuan dan anak laki-laki bahkan sesama anak perempuan tidak boleh tidur dalam satu selimut. Dan masih banyak lagi.

Dr. Boyke Dian Nugraha dan Dr. Sonia termasuk dari mereka yang peduli bahwa sudah saatnya bagi masyarakat Indonesia untuk menyadari pentingnya pendidikan seks bagi anak. Jika seorang anak memahami arti tubuhnya maka dia pun akan menghargai tubuh orang lain sehingga masing-masing pihak saling menjaga. Mulai dari mengenali tubuhnya sendiri, hingga bisa melindungi dan menghargai tubuhnya. Hal itu niscaya akan mengurangi drastis tingkat pelecehan bahkan perkosaan.

Oleh sebab itu beberapa waktu lalu, buku “Adik Bayi Datang dari Mana?” diluncurkan. Dengan mengundang Maia Estianty sebagai endorser, Dr. Boyke dan Dr. Sonia ingin ke depannya anak-anak ini akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan menghargai satu sama lain.


Sejak kapan sih pendidikan seks harus diajarkan? Begitu si anak bisa berbicara, menurut Dr. Boyke, sewaktu saya bertanya dalam proses penulisan bukunya . Bagi para orangtua pasti mengalami kan ketika si anak mulai bertanya yang ‘aneh-aneh’ seperti “dari mana adik bayi berasal?”. Nah pada tahap ini sangat tidak disarankan berbohong tetapi juga bukan berarti vulgar. Nah, gimana caranya? Itulah gunanya buku ini.

Buku ini bisa digunakan baik untuk orangtua pun untuk anak karena memiliki lembar khusus di tiap bagian. Lembar orangtua dan lembar anak. Hal-hal yang dibahas dapat dikonsumsi untuk balita hingga remaja, mulai dari perihal mandi bareng, hingga menstruasi pertama. Bisa digunakan untuk anak laki-laki dan perempuan, mulai dari apakah anak laki-laki boleh main boneka hingga tumbuhnya jakun. Semuanya dibahas dengan pendekatan pengalaman pribadi alih-alih teori semata.

Sungguh menyenangkan saat saya diajak terlibat dalam penulisannya. Waktu itu saya tengah hamil besar anak ketiga dan banyak dari pertanyaan yang saya ajukan berasal dari pengalaman pribadi karena saya sudah punya sepasang anak laki-laki dan perempuan. Walau saya termasuk orangtua yang terbuka tapi ketika melihat anak-anak mau ciuman karena hendak meniru adegan Anna dan Kristoff di Frozen, saya pusing juga. Dan hal-hal lain yang mungkin kelihatannya sepele atau lucu ternyata bisa menjadi cikal bakal pelecehan jika tidak ditangani sejak dini.
Buku ini akan sangat bermanfaat untuk para orangtua yang peduli pada masa depan anak-anak dan untuk Indonesia yang lebih aman bagi semua.

Buku yang diterbitkan oleh Noura Books Publishing ini bisa didapatkan secara online di toko buku terdekat dengan harga Rp.59000,-. Selamat membaca ^^