Jumat, 30 Desember 2016

CREATIVITY IN A SQUARE: Dari Playdate Jadi Kalibata Tahfidz Club


Setiap Senin—Kamis, lepas shalat Ashar, satu per satu anak-anak keluar dari unit di Kalibata City menuju satu pintu, ruang TPQ di Masjid Nurullah Kalibata City. Anak-anak dengan usia mulai 4 tahun hingga bahkan ada yang sudah SMP kemudian berkumpul dalam masing-masing kelas yang dipisahkan oleh tabir. Bekerja sama dengan Sanggar Qurani, Kalibata Tahfidz Club menjadi cluster dengan santri terbanyak, lebih dari 100 orang. Subhanallah melihat antusiasme orangtua dalam mendidik anak-anaknya di tempat yang lebih terkenal untuk segala skandalnya.

"Mulanya dari kumpul bocah saja di taman setiap sore. Lalu kemudian tercetuslah ide, bagaimana kalau diadakan kegiatan mengaji." Ujar Ibu Ria saat menapak tilas asal mula kelompok tahfidz ini bersama dua orang ibu-ibu muda lainnya, Ibu Rahma dan Ibu Pipit, yang juga saling bertetangga di Kalibata City. Kejadian itu lima tahun yang lalu. 
 
"Kami pun mulai mencari tambahan anak-anak, selain anak-anak kami, untuk ikut kegiatan ini. Gurunya kami cari yang tinggal di sekitar Kalibata City. Waktu itu jumlahnya 10 orang."

Sepuluh anak itu kemudian 'menumpang' mengaji di salah satu pojok masjid. Ternyata, kegiatan ini viral dan tak butuh waktu lama, ada 30 anak yang mengantri mengaji oleh satu-dua guru.

"Kami yang tadinya sempat membuat semacam kurikulum akhirnya menyerah juga dan kemudian mencari lembaga tahfidz yang lebih mapan. Qadarullah di situlah kami berjodoh dengan Sanggar Qurani."

Bersama SQ, Kalibata Tahfidz Club memfokuskan diri belajar Tahfidz (satu ayat satu hari) dan Tahsin dengan metode ummi.


Ruang masjid jadi ramai, tak jarang jadi rusuh karena bocah-bocah yang sedang senang-senangnya memiliki kaki sehingga berlarian, berlompatan ke sana ke mari, melintasi orang-orang yang tengah shalat. Situasinya antara terharu sama nyeri. ^^ Maklum, bagi anak-anak kegiatan KTC ini sebagai ajang playdate dengan tetangga.

Jumlah santri yang kian bertambah akhirnya mendorong takdir berpindahnya tempat mengaji. Berparalel dengan masjid, ada sebuah ruangan kosong yang akhirnya diperbolehkan untuk digunakan sebagai kegiatan Kalibata Tahfidz Club. Dan sejak itu, kegiatan KTC pun kian bervariasi untuk membangkitkan semangat anak-anak dalam belajar.

Tahun 2016 ini KTC melakukan wisuda untuk para santri yang sudah lulus juz 30 sekaligus pesantren kilat gratis selama dua malam khusus untuk santri dan santriwati KTC pada bulan ramadhan. Banyak kegiatan lain yang sifatnya merekatkan hubungan antara santri, assaatidz dan para wali santri, seperti aneka lomba saat 17 Agustus atau rihlah ke kebun binatang Ragunan. Sederhana tetapi tetap meriah.

Walau berawal dari sudut masjid, lalu sempat pindah ke ruangan kosong tanpa AC, kini ruangan TPQ kian nyaman dengan AC standing dan AC central yang terpasang di ruangan yang luasnya bisa memuat lebih dari seribu orang itu. KTC bahkan kini tengah membuat Pojok Perpustakaan sebagai  fasilitas yang kian melengkapi masjid dan menjadi wadah anak-anak menambah ilmu. Ada yang mau menyumbang? Silahkan .. raknya masih banyak yang kosong loh.

Ibu  Ria kini menjadi Ketua Cluster Kalibata City setelah dua tetangga cantik nan pintar ini kemudian memutuskan menjadi alumni Kalibata City, walau masih sering membantu untuk berbagai kegiatan besar. Cita-citanya adalah semoga Kalibata Tahfidz Club terus ada, terus berkembang, dan senantiasa membawa kebaikan bagi anak-anak.  Karena sungguh indah ketika masjid dihiasi oleh tawa anak-anak di sela lantunan hapalan mereka.


Sabtu, 17 Desember 2016

CREATIVITY IN A SQUARE: Menanamkan Sportivitas sejak Dini bersama Futsal Anak Kalibata City



Bertempat tinggal di lingkungan apartemen apalagi sekelas rusunami Kalibata City dianggap sebelah mata terutama bagi yang berkeluarga.

Cibiran seperti, “Anak-anak nanti main di mana, ga punya halaman!”  “Kasihan banget di rumah saja, nanti asosial.” Dan jika ada yang ‘kurang’ dari anak kami, lingkungan jadi bulan-bulanan.

Padahal, masa anak-anak main di unit saja? Apalagi usia batita, sekolah belum, terus dikekeup aja gitu di unit? Ya ga lah, cyiiiin... itulah gunanya ada taman. Memang bukan sebesar Taman Honda Tebet, tapi setidaknya ada meeting point untuk anak-anak. Di Kalibata City, taman dengan fasilitas alat bermain tersedia di setiap tower, dan sebagai warga ya sah-sah saja bertandang dari satu tower ke tower yang lain. Di bagian Kalibata City Regency, tersedia lapangan basket yang juga bisa dipakai untuk futsal. Di bagian Green Palace bahkan ada lapangan tenis, not to mention kolam renang yang rada eksklusif kalau mau main di situ (harus nebeng kartu yang tinggal di Green Palace, dalam artian harus berkawan doooong).



Dengan banyaknya ibu-ibu  muda berkualitas di sini, tak heran muncul Ibu Dianda menjadi pelopor klub futsal anak di Kalibata City. Hal itu semata-mata ingin memberikan program latihan fisik bagi putranya. Maklum, jebolan psikologi. Jadi pahamlah pentingnya motorik halus dan kasar.

Beliau mencari sendiri gurunya, rajin juga ya. Keliling daerah sekitar Kalibata City dan akhirnya berjodoh dengan Bang Kate yang memang sudah biasa menangani anak-anak alias bocah-bocah TK. Kenapa bocah TK? Ya, karena itu usia putranya dan program futsal yang ada biasanya untuk anak-anak SD yang sudah lebih besar atau bahkan untuk dewasa. Padahal masa-masa TK anak-anak itu juga lagi ga bisa diam loh. Seolah energi tiada habisnya.

Pada awal Januari 2016, ibu Dianda lalu mempromosikan programnya. Masa main futsal sendirian? Ajak yang lain dong.

Lewat grup-grup tower, info tersebut tiba di ponsel saya. Saya pun mendaftarkan putra saya yang saat itu masih berusia 4 tahun dan belum sekolah. Pikir saya, ya masa dia hanya jadi tim antar jemput kakaknya saja.

Bagi saya, berlatih futsal itu memiliki kandungan banyak pelajaran, selain olah fisik, keseimbangan, juga terkait kerja sama dan strategi. Yaah, harapannya sih biar si cowo satu-satunya ini tidak galau dan tidak sebentar-sebentar nangis hehehe ...



Ternyata mengajari bocah-bocah 4 tahun main futsal itu rada-rada gemesin yaaa. .. Ya berantem lah, ya nangis lah, ya tidur di lapangan lah (itu anak saya ^^’). Namun, Bang Kate ini seperti tidak terpengaruh, baginya anak-anak itu jika memang minat, nantinya akan mengikuti kawan-kawannya yang mengikuti instruksi. Jadinya beliau tidak memaksa, melainkan mendorong.

Kami pun  kemudian memberi kesempatan bagi para calon anggota untuk percobaan satu kali, guna melihat sebesar apa sih keinginan anak-anak main futsal. Terlihat dari anggotanya yang datang dan pergi lalu datang lagi hehehe ...

Setelah beberapa bulan, melihat semangat anak-anak mulai turun, maka sempat kami adakan semacam kontes teknik. Tidak lama setelah kontes tersebut, Bang Kate baru mulai melakukan tanding di akhir penajaman teknik. Mungkin bulan-bulan pertama lebih ke penyesuaian kali ya ...

Bang Kate tidak sendirian, dia dibantu anak-anak didiknya guna mengatur anak-anak yang suka hilang orientasi itu. Tapi yah namanya ABG di akhir acara Bang Kate jadi sendirian juga ^^’ si asisten malah sibuk ngobrol sama kawan-kawannya. Ceritanya momong dua model bocah hihihi ...

Yang ingin bergabung, silahkan loh ya. Kita tanamkan cinta olahraga dan semangat sportivitas sejak dini. Siapa yang tahu mereka nantinya bisa mengharumkan nama negara di kancah dunia.

Peserta untuk  Usia 4 tahun ke atas. Terbuka untuk semua gender. Biaya bulanan di bawah Rp100000 kok. Kami latihan setiap hari Jumat di tower Jasmine Kalibata City, pukul 16.00-17.00.

KC Booooys...?
Yessss!!!