Rabu, 30 September 2015

Selamatkan Air Tanah Jakarta dengan Air Perpipaan bersama AETRA


Jakarta tenggelam.
Letaknya yang memang sejak awal di bawah permukaan air laut, kini makin mblesek saja. Kepadatan penduduk menjadi salah satu penyebabnya. Keberatan beban. Dan itu menimbulkan efek domino. Ketika para penduduk Jakarta menggunakan air tanah sebagai sumber air utamanya, apalagi secara berlebihan akhirnya kini Jakarta tidak lagi memiliki cadangan air tanah. Tanah tanpa air akan semakin turun permukaannya.

Tapi kan Jakarta sering kebanjiran, masa tidak punya cadangan air?
Setiap kali Jakarta kebanjiran, seringkali penanganannya adalah dengan membuangnya langsung ke laut. Padahal agar tanah mengisi kembali kekosongan air, ya salah satunya lewat hujan dan aliran sungai. Pertumbuhan rumah dan gedung-gedung tanpa mengindahkan imbauan membuat sumur resapan adalah salah satu penyebabnya. Air berlebih dianggap musibah dan karenanya harus segera dialirkan ke laut. Padahal itu adalah berkah gratis yang diberikan Tuhan agar alam kembali seimbang usai kemarau. Kitalah yang membuat gara-gara dengan menutup tanah-tanah dengan semen, dengan ubin, dengan aspal. Oleh sebab itu, selain penanganan banjir oleh pemerintah yang harus diubah, kesadaran masyarakat tentang krisis air tanah pun perlu ditingkatkan.

PERDA No. 10 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah Bab II Pasal 2, berbunyi:
Setiap air bawah tanah yang digunakan untuk keperluan air minum, rumah tangga, industri, peternakan, irigasi, pertambangan, usaha perkotaan dewatering, dan untuk kepentingan lainnya, hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin dari Gubernur Kepala Daerah.
Izin pemanfaatan air tanah tidak diperlukan digunakan untuk keperluan dasar rumah tangga.

Dari PERDA di atas terlihat bahwa tidak semudah itu menggunakan air tanah sebagai sumber daya air utama. Sumber daya air sendiri memiliki beberapa tingkatan alternatif, seperti:
1.       Sumber daya air statis dan dinamis seperti sungai dan danau.
2.       Penampungan dan pengolahan air hujan.
3.       Air hasil re-claim air bekas.
4.       Air hasil proses desalinasi air asin
5.       Air tanah dalam dan dangkal.

Oleh sebab itu, penggunaan air tanah oleh pihak industri dan yang menggunakan bor ilegar harus segera ditertibkan. Bagi daerah yang sudah dialiri PDAM, maka penggunaan air tanah hanya untuk keadaan darurat.


Tapi Jakarta dialiri lebih dari sepuluh sungai, masa masih kurang air juga?
Dari tiga belas aliran sungai dan kali di Jakarta atau istilahnya disebut air permukaan di Jakarta dinilai jauh dari layak disebut sumber air bersih karena sudah tercemar. Jadi, mau dapat air darimana lagi, kita?

Di jalanan tak jarang kita melihat rombongan truk tanki air mendatangi gedung-gedung perkantoran atau apartemen. Seperti di tempat tinggal saya, keberadaan truk tanki air nyaris 24 jam nongkrong di dekat pipa utama sumber air. Padahal pada tahun-tahun awal, apartemen saya ini menggunakan sistem pengolahan air. Namun, rupanya semakin bertambahnya penghuni dan pemakaian air, air yang diolah pun semakin berkurang jumlah dan kualitasnya secara signifikan.
Tak punya air tanah, air permukaan tercemar, dan sistem pengolahan air yang belum optimal menjadikan Jakarta darurat air bersih. Kita semua sudah merasakannya, kan? Hayo ngaku ... Apalagi mereka yang tinggal di daerah Jakarta Utara.

Itulah sebabnya kita harus move on dan beralih menjadi warga yang mendapatkan air bersih dari pipa-pipa air. Air tanah memang lebih murah, tapi efek jangka panjangnya mengerikan.
PAM bekerja sama dengan perusahaan perpipaan seperti AETRA lah yang menjadi solusinya. AETRA menyalurkan langsung air sepenuhnya dari waduk Jatiluhur menuju Jakarta.
Jika ada lebih banyak lagi perusahaan perpipaan dan jalur-jalurnya yang terlibat, maka program pemerintah untuk Jakarta bebas air tanah alias total air pipa akan lebih cepat terealisasi. Karena air adalah milik negara maka pemerintah wajib mengusahakannya. Apalagi air bersih adalah hak setiap warga negara. Apabila pemerintah tidak mampu baik itu dari segi sumber daya atau dana, maka wajar jika melakukan kerjasama dengan pihak swasta. Baik lokal maupun asing. Dan di situlah tantangan pemerintah, agar pengusahaan tidak berubah menjadi penguasaan.

Lalu, bagaimana dengan warga? Apa yang bisa dilakukan?
Ada beberapa cara, yaitu mengurangi penggunaan air tanah dan MENGGUNAKAN AIR BERSIH PERPIPAAN. Kalaupun Anda sudah kadung menggunakannya dan aliran air pipa belum sampai ke tempat Anda, stop further digging.

Kedua, buat sumur resapan di rumah Anda. Please, rumah dengan seluruh area tertutup ubin atau semen adalah keindahan yang menyesatkan. Itu bukanlah rumah yang sehat dan peduli lingkungan. Biarkan air terserap dalam tanah terlebih dahulu sebelum akhirnya mengalir ke got. Tidak perlu besar, cukup dengan lebar 10 cm dan kedalaman 30 cm. Gampang banget.
Ketiga, hargailah setiap air bersih yang Anda gunakan. Berhemat dalam penggunaan air. Gunakan shower bukan lagi bak mandi. Matikan kran air saat tidak digunakan saat mencuci piring atau menggosok gigi. Habiskan air minum dalam kemasan yang Anda konsumsi, jika tidak, siramkan pada pepohonan. Jangan dibuang begitu saja ke tempat sampah. Gunakan air dengan bijaksana.


Bersama AETRA mari kita dukung usaha pemerintah menjadikan Jakarta sebagai kota berbasis air pipa. Memang rasanya gimanaaa gitu ketika harus membayar lebih untuk air. Tapi itu semua untuk menyelamatkan AIR TANAH JAKARTA. Untuk menyelamatkan ibukota Indonesia tercintah ^^ 


Referensi: Paparan Dinas Tata Air Jakarta di ITB

Emak Ngeblog, Keluarga Bahagia



Dunia tulis menulis sudah menjadi keseharian saya sejak saya kecil. Ketidakmampuan saya untuk mengungkapkan ekspresi secara verbal dan spontan, membuat saya bersahabat baik dengan buku dan pena. Buku harian menjadi saksi transformasi saya dari bocah, ABG, hingga mahasiswi galau.


Seiring dengan berkembangnya teknologi media sosial, saya dan tulisan pun turut berkembang. Terlebih ketika saya mengetikkan nama lengkap saya di google. Rasanya gimanaaa gitu melihat nama saya banyak dipakai sebagai nama samaran korban pemerkosaan dan sebutan hotel mesum #nangisDiPojokan. Makanya saya bertekad memupblikasikan nama saya dengan banyak tulisan-tulisan bermutu. Demi nama baik saya #ciyeeeh


Pada blog melatikoekieku.blogspot.co.id ini saya lebih berhati-hati. Berulangkali saya tanyakan pada diri sendiri apa yang hendak dibagikan ke masyarakat. I mean, saya kan bukan pakar apa pun, jadi bingung juga kalau mau berbagi ilmu. Saya lebih suka berbagi pengalaman.


Keputusan ini bisa dibilang tepat bagi kebutuhan akal dan jiwa saya rupanya. Dengan status ibu rumah tangga dan pekerja lepas, blog saya yang kemudian memiliki 4 tema berbeda dalam satu minggu, ternyata mampu menjadi penjaga kewarasan saya.


Pengalaman yang paling banyak terjadi ketika rutinitas menjadi membosankan, melelahkan, atau bahkan menyebalkan. Jalan-jalan dan buku menjadi senjata  saya menghibur anak-anak (dan saya sendiri). Inspirasi itulah yang kemudian saya tuangkan di blog.


Akibatnya, segala rintangan menjadi menarik untuk dihadapi karena pasti akan menjadi isi blog yang menarik pula. Sebaliknya, jika saya tak memaksa diri untuk mengisi blog, baik sudah memiliki subjek atau belum, saya akan mengalami keadaan di mana bola memantul di dalam kotak yang sempit. Begitu keras awalnya, rungsing ke sana ke mari, lalu akhirnya diam tapi babak belur dan sedih. Sementara itu, apresiasi yang datang dalam setiap postingan mampu mengisi ulang semangat saya saat menghadapi anak-anak. Jadi merasa berguna gituuh ^.^


Lama-lama blog saya jadi lebih banyak review,  dan itu membuat saya lebih bersemangat lagi menghadiri undangan-undangan untuk para blogger yang ramah anak entah itu temanya atau tempatnya atau waktunya. Saat mendapat undangan ke Kidzania dan bisa bawa anak-anaklah yang membuat saya berpikir, mungkin kata Ollie Salsabila itu ada benarnya juga. Jika kamu ingin ke Korea maka tulislah tentang Korea sebanyak mungkin, maka jangan heran suatu hari kamu akan diundang langsung ke Korea.


Saya sih masih level berburu undangan hehehe belum diundang langsung. Tapi itu menjadi mimpi besar saya di dunia blog. Agar bisa diundang ke tempat-tempat keren dan boleh bawa anak-anak.

ke acara blogger, bawa bayi


Setelah saya mengundurkan diri jadi pekerja kantoran, prioritas utama dan nyaris satu-satunya ya anak-anak. Bukan berarti ibu bekerja tidak memprioritaskan anak loh ya, tapi lebih dalam artian, saya ingin bawa anak-anak ketika saya bekerja.

status: bawa dua anak dan lagi hamil ^^


Mereka sudah merasakan bahwa yang namanya ayah kerja itu artinya mereka ditinggal, sedangkan saya yang kadang terima orderan kue dan editan naskah, sudah kadung terbentuk bahwa kalaupun Amy bekerja itu di rumah atau bawa anak-anak. Makanya mimpi saya bisa dapat undangan ke tempat main terkeren di dunia dan boleh bawa anak-anak ^.^ Atau dapat undangan keliling stadion Anfield biar bapaknya anak-anak juga merasakan ditraktir istri walau ga kerja kantoran.

 nonton konser sendiri di singapura, lagi hamil pulak. semangat bakal punya cerita di blog ^^

Bukan uang banyak yang jadi tujuan utama saya (itu sih tujuan nomor tiga =P) melainkan pengalaman yang kaya tidak hanya untuk saya tetapi juga untuk anak-anak dan semoga bermanfaat pula bagi para pembaca blog saya.


Bicara soal prioritas, which is anak-anak, saya tidak bisa selalu standby laptop menyala setiap kali saya ada ide. Bisa senewen karena harus menjauhkan anak-anak dari laptop. Akhirnya saya lebih banyak mengoptimalkan ponsel saya. Ketika anak kedua baru lahir, dia bisa menyusu hingga berjam-jam. Saking lamanya, saya bahkan bisa membuat draft dan mempostingnya. Padahal lelet bingit internetnya.


Sekarang ga mau lagi begitu, frustasi. Dan karena 'buntutnya' nambah lagi, urusan ngisi blog itu benar-benar harus disempat-sempatkan, kalau tidak bisa sutriisss. Tentunya Dengan waktu yang lebih efisien.  Bikin draft di One Note Office, lalu kirim via email. Untuk foto, saya lebih suka apa adanya sih, kalau perlu mengkolase saya pakai aplikasi phototastic. Namun belakangan aplikasi ini menghilang, jadi saya lebih sering menggunakan Picasa di laptop. Sepertinya sudah saatnya saya harus update lagi. Entah software nya entah smartphone-nya. *kedip2 ke Emak Gaoel. ...  #kodeBanget ^_~


Makanya perlu banget internet yang senantiasa cepat kapan pun dinyalakan. Males banget kan, udah waktunya sedikit, ealah pake lelet pulak. Begitu akhirnya terhubung eh ada bayi yang nangis. #yahBegitulah


Untung punya senjata andalan, modem Smarfren. Kenapa senjata andalan? Tinggal di komplek apartemen begini sinyalnya susah, ibu-ibu ... Beda belokan, beda sinyal. Nah khusus letak unit saya, yang mempan cuma modem smartfren. Jadi begitu anak-anak tidur siang, langsung colok. Sambil nunggu kue mateng, bisa colok sebentar. Anak-anak lagi nonton TV, melipir dikit emaknya sambil colok laptop. Begitulah dunia multitasking ibu-ibu hehehe ....


Kenapa ga pilih yang kabel? Walau saya bukan orang yang mobile-mobile amat, tapi saya suka yang namanya perasaan bebas. Bebas internetan di mana saja. Banyak hal yang mampu membatasi gerak gerik kita, tapi soal internet ga perlu begitulah ^^


Semoga saya selalu konsisten berbagi hal positif demi kesehatan saya, dan demi kebahagiaan anak-anak (dan bapaknya anak-anak). syukur-syukur bisa bermanfaat bagi orang lain dan dapat membawa rahmat bagi saya dan keluarga. Amiiin. #goforit



Go For It Blog Competition

Selasa, 22 September 2015

Liburan Nyaman bersama Keluarga dengan Singapore Airlines Premium Economy Class

Menghadiri undangan The Urban Mama untuk acara sharing “Liburan Nyaman Bersama Keluarga” bareng Singapore Airlines di Grand Indonesia pada Sabtu 12 September lalu, sedikit banyak seperti sedang bernostalgia dengan baby M yang lagi-lagi ikutan Amynya. Berdua saja, tidak bawa ayah dan kakak-kakaknya. Jadi ingat perjalanan ke Singapura saat hamil baby M tujuh minggu, hehehe ...


Rupanya di GI sedang ada travel fair juga yang merupakan kerjasama BCA dengan Singapore Airlines. Setelah empat tahun berturut-turut melakukan acara serupa, kali ini Singapore Airlines membawa dummy kabin terbaru untuk Premium Economy Class. Pilihan yang cocok banget untuk perjalanan bareng keluarga. Tahu kan, liburan bawa keluarga apalagi anak-anak itu terasa banget ongkos berlipat ganda. Apalagi sayaaaaah ^^’ Sebagai emak-emak solehah, tentu memilih yang murah dooong etapi pesawat murah biasanya identik dengan tidak nyaman, apalagi kalau bawa balita. Sebisa mungkin mengurangi hal-hal yang bakal memancing error anak. Nah, inilah alasan disebut Premium tapi Economy. Harga ekonomis, fasilitas premium.

Kabin Baru, Bertabur Kenyamanan


foto diambil dari Fanpage FB Singapore Air ID


Gimana ga premium, coba? Mari lihat ukuran kursinya. Saya yang bertubuh A besar ini sambil gendong bayi pun masih ada lowong. Setiap bangku memiliki lebar antara 18.5 dan 19.5 inchi dan menawarkan sandaran berukuran delapan inchi. Dengan status busui, pasti ingin posisi yang pas dan nyaman.

Tidak hanya itu, bagi pemilik kaki pendek seperti saya, kabin baru pemenang desain ini juga punya sandaran kaki dan betis yang berlapis kulit. Jadi kaki-kaki yang biasa tegang tergantung saat duduk, bisa beristirahat sesuai kodratnya ^^. Bantal dan selimut dengan warna senada pun jadi teman saat beristirahat.

Salah satu yang ribet kalau bawa anak-anak adalah, tetap menjaga ritual harian. Contohnya, membaca buku sebelum tidur. Nah kabin baru ini punya lampu baca yang fleksibel jadi jika saya naik Singapore Airline dengan empat bangku, saya masih bisa duduk di tengah (bareng bayi) dan membacakan buku untuk kedua anak saya yang duduk di kanan-kiri saya.

Itu kalau perjalanan jauh banget.

Sedangkan untuk perjalanan dekat, guna menjinakkan dua bocah pecicilan, mereka pasti tidak akan menolak pesona gadget dan televisi dengan layar sentuh di tiap bangkunya. Ibunya ketiduran? Tak masyalaaaah. Ada children lock-nya loh. Kita bisa request bahkan saat membeli tiket untuk mengatur tayangan di bangku anak-anak.

Tenang saja, permainan yang masih keliatan fisiknya juga masih ada kok. Tapi minta langsung ke pramugari ya. Kaya yang dimasukkan dalam goodie bag saya usai acara #mamaflySIAPremium ^^
Bagaimana kalau dengan segala kesenangan di bangku istimewa itu, anak masih saja rewel? Yaaah, inilah masa-masa ketika seorang ibu hanya perlu bertahan untuk melewatinya. Terkadang anak-anak kan suka ga jelas rewelnya. Dengan sedikit tambahan senyuman dan pelukan, itu semua akan berlalu. 

Meanwhile, tidak perlu senewen lagi dengan tanggapan penumpang lain, toh di tiap-tiap bangku memiliki headphone kedap suara. Ampuh menangkal suara tangisan bayi yang konon mencapai 115 desibel.


Koper Aman, Perut Aman


“Lo rese kalau lapar.”

Iya, itu gue banget. Dan anak-anak gue banget. Mana rada picky pulak.  Makanya kalau mau bepergian bisa sediain satu travel bag sendiri untuk segala bentuk makanan dan minuman. Not to mention, mainan yang bisa digunakan untuk dua anak atau lebih pluuuus baju. Walau sudah dipilih baju-baju yang biseksual biar bisa saling bertukar kaus, tetep aja ... rasanya selalu kuraaang. Apalagi plus Baby M, OMG.

Lagi-lagi Singapore Airlines memanjakan emak-emak seperti saya dengan kapasitas bagasi 35kg! You feel me banget ... 

Mau makan pun tak sulit. Dalam satu nampan tiruan yang dipamerkan saja, perut saya mulai keroncongan. Busui mudah lapar, jadi silahkan book the cook untuk menu tambahan. Ada nasi lemak, nasi biryani, ayam panggang ... aduuh ngetiknya tengah malam begini.

Anak-anak juga kayanya ga masalah dengan menunya, pancake, telur orak-arik ... yah mirip-mirip dengan di rumah lah. Maklum, belum kenal cabai, jadi perlu menu aman. Oia terkait makanan memang rada sensitif sama kesehatan dan keagamaan, dan di Singapore Airlines bisa request jika memang ingin yang vegan, diabetic, dan halal. Jadi, ga ada alasan kan ya pulang liburan jadi sakit karena makan ga beres? ...


Harga Ekonomis Plus Plus di Travel Fair
Menurut Mba Ninit Yunita yang menjadi narasumber di acara tersebut, selain membeli tiket secara online, berburu tiket murah sangat disarankan saat ada Travel Fair. Dan tidak hanya akan mendapatkan harga murah tapi juga plus-plus yang lain. Misalnya nih, ketika acara travel fair kemarin, setiap pembelian tiket, langsung dapat boneka Starwars. Dan masih masih banyak lagi yang lain.

yang antri tiket di travwel fair 

Maklum, Singapore Airlines sendiri memang lagi promo macam-macam. Dalam rangka ulangtahun Singapura ke-50, dan launching kabin baru maka setiap pembelian tiket Premium Economy Class akan mendapatkan pouch berisi amenity kit dengan desain dan edisi terbatas.

Kalau kamu suka traveling dan menulis, beli tiket Singapore Airlines lalu kunjungi www.siauntukmu.com dan ceritakan alasan kamu memilih Singapore Airlines dengan tagar #flyeconomypremium . Yang beruntung bisa dapat tiket PP ke London, lhooo ...

Apalagi jika kamu memang berlangganan Singapore Airlines, sekarang ada sistem kumpul poin alias Krisflyer, semakin sering bertransaksi, makin banyak untungnya.

Hadeeeuh mupeng banget ga sih? Apalagi sambil melihat panjangnya antrian yang ingin membeli tiket di lantai 4 dari lantai 3A area fountain atrium GI, aku jadi kepingin ....

Sementara jejakin diri di bangku dummy dulu deh, sebelum dibawa terbang lagi itu bangku ke pameran travel di seluruh dunia. Hiks, bangku aja bisa keliling dunia, masa eike ga bisa. (eh, kok curcol)

Baiklah, undangan ini adalah panggilan pemanasan. Sebelum akhirnya benar-benar bisa ajak anak-anak keliling dunia dengan tenang dan senang.



foto diambil dari Fanpage FB Singapore Air ID 


Kamis, 17 September 2015

Tak Ada Jalan Damai, Macet pun Terurai

 Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan, saya pikir sudah terbebas dari kemacetan. Namun, ternyata menjadi seorang pejalan kaki yang membawa anak-anak pun jadi senewen ketika melewati jalanan dengan lalu lintas yang liar ga karuan.

Jika kami terjebak macet saat menaiki kendaraan pribadi, yang terucap adalah, “polisinya ke mana sih?” Berbanding terbalik jika tengah menaiki kendaraan umum. Maklum, kalau ada polisi jadi ga bisa selap selip ajaib.

Polisi memang suka bikin rindu, apalagi pada jam sibuk. Sepertinya sistem lampu lalu lintas tidak sejalan dengan kenyataan bahwa ada begitu banyak pengguna motor di kota ini dan mereka maunya di depan. Sehingga ratusan motor yang bergerombol di depan itu menghabiskan banyak angka di lampu petunjuk dan menyisakan hanya lima detik untuk mobil beringsut. Lima detik saudara-saudara. Berapa banyak mobil yang bisa lanjut dalam waktu secepat itu?

Saat hujan turun dan seketika lampu lalu lintas koslet di mana-mana, kami merindukan polisi ada di sana. Dengan jas hujan putihnya. Membenahi barisan kendaraan yang semrawut bagai anak ayam kehilangan induk.

Atau ketika tanggal tua, para pengendara mobil akan sedikit tenang karena di daerah tertentu rutin dilakukan operasi razia dan banyak mengincar pengendara motor. Tenang karena tidak ada jamaah motor yang datang dari arah berlawanan di jalur satu arah.

Ketertiban seolah menjadi harapan kosong untuk sebuah jalanan bebas macet, sehingga banyak orang memilih untuk mencari jalan sendiri.

Sesungguhnya ketertiban itu akan menjadi solusi kemacetan jika para polisi turut tertib dan konsisten dalam menertibkan para pengguna kendaraan bermotor. Razia yang juga bersih caranya. Gara-gara si “Uang damai” ini, jadi ada celah bagi para pengendara meremehkan arti sebuah aturan berlalu lintas.

Dalam sekali pandang, kita sudah bisa menangkap ada banyak sekali pelanggaran lalu lintas di luar sana. Pada sebuah motor saja, seorang polisi bisa menemukan pelanggaran berlapis. Dan itu ada jutaan kasus jika mau rajin mengorek-ngorek kesalahan. Setiap hari! Bayangkan pendapatan yang bisa diraih oleh kepolisian.

Hal itu dapat mencegah perbuatan-perbuatan menyebalkan seperti:
1.       Kendaraan yang melawan arus
2.       Angkutan umum yang suka mangkal atau berhenti atau yang menaikturunkan penumpang bukan di pemberhentian yang sesuai.
3.       Penumpukan motor di garis penyeberangan.
4.       Pengguna joki 3 in 1.

Selain itu juga bisa mencegah kecelakaan akibat:

1.       Pengemudi kendaraan bermotor di bawah umur.
2.       Pengemudi kendaraan bermotor dengan kapasitas atau penumpang berlebih.
3.       Pengemudi kendaraan bermotor yang tidak menggunakan alat keselamatan.
4.       Pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan.

Jika razia yang benar-benar bersih dilaksanakan setiap hari maka banyak orang yang akan mikir-mikir sebelum mengendarai kendaraan sendiri. Lumayan kan mengurangi jumlah pengguna jalan.
Dan jika razia terus dilakukan rutin selama bertahun-tahun, seperti yang dilakukan Jepang pada awal-awal kebangkitannya, jangan heran dalam 10-15 tahun mendatang akan tercipta masyarakat yang tertib berlalu lintas, berkendara pun jadi nyaman. Semoga angan itu segera terwujud.