Jumat, 30 Desember 2016

CREATIVITY IN A SQUARE: Dari Playdate Jadi Kalibata Tahfidz Club


Setiap Senin—Kamis, lepas shalat Ashar, satu per satu anak-anak keluar dari unit di Kalibata City menuju satu pintu, ruang TPQ di Masjid Nurullah Kalibata City. Anak-anak dengan usia mulai 4 tahun hingga bahkan ada yang sudah SMP kemudian berkumpul dalam masing-masing kelas yang dipisahkan oleh tabir. Bekerja sama dengan Sanggar Qurani, Kalibata Tahfidz Club menjadi cluster dengan santri terbanyak, lebih dari 100 orang. Subhanallah melihat antusiasme orangtua dalam mendidik anak-anaknya di tempat yang lebih terkenal untuk segala skandalnya.

"Mulanya dari kumpul bocah saja di taman setiap sore. Lalu kemudian tercetuslah ide, bagaimana kalau diadakan kegiatan mengaji." Ujar Ibu Ria saat menapak tilas asal mula kelompok tahfidz ini bersama dua orang ibu-ibu muda lainnya, Ibu Rahma dan Ibu Pipit, yang juga saling bertetangga di Kalibata City. Kejadian itu lima tahun yang lalu. 
 
"Kami pun mulai mencari tambahan anak-anak, selain anak-anak kami, untuk ikut kegiatan ini. Gurunya kami cari yang tinggal di sekitar Kalibata City. Waktu itu jumlahnya 10 orang."

Sepuluh anak itu kemudian 'menumpang' mengaji di salah satu pojok masjid. Ternyata, kegiatan ini viral dan tak butuh waktu lama, ada 30 anak yang mengantri mengaji oleh satu-dua guru.

"Kami yang tadinya sempat membuat semacam kurikulum akhirnya menyerah juga dan kemudian mencari lembaga tahfidz yang lebih mapan. Qadarullah di situlah kami berjodoh dengan Sanggar Qurani."

Bersama SQ, Kalibata Tahfidz Club memfokuskan diri belajar Tahfidz (satu ayat satu hari) dan Tahsin dengan metode ummi.


Ruang masjid jadi ramai, tak jarang jadi rusuh karena bocah-bocah yang sedang senang-senangnya memiliki kaki sehingga berlarian, berlompatan ke sana ke mari, melintasi orang-orang yang tengah shalat. Situasinya antara terharu sama nyeri. ^^ Maklum, bagi anak-anak kegiatan KTC ini sebagai ajang playdate dengan tetangga.

Jumlah santri yang kian bertambah akhirnya mendorong takdir berpindahnya tempat mengaji. Berparalel dengan masjid, ada sebuah ruangan kosong yang akhirnya diperbolehkan untuk digunakan sebagai kegiatan Kalibata Tahfidz Club. Dan sejak itu, kegiatan KTC pun kian bervariasi untuk membangkitkan semangat anak-anak dalam belajar.

Tahun 2016 ini KTC melakukan wisuda untuk para santri yang sudah lulus juz 30 sekaligus pesantren kilat gratis selama dua malam khusus untuk santri dan santriwati KTC pada bulan ramadhan. Banyak kegiatan lain yang sifatnya merekatkan hubungan antara santri, assaatidz dan para wali santri, seperti aneka lomba saat 17 Agustus atau rihlah ke kebun binatang Ragunan. Sederhana tetapi tetap meriah.

Walau berawal dari sudut masjid, lalu sempat pindah ke ruangan kosong tanpa AC, kini ruangan TPQ kian nyaman dengan AC standing dan AC central yang terpasang di ruangan yang luasnya bisa memuat lebih dari seribu orang itu. KTC bahkan kini tengah membuat Pojok Perpustakaan sebagai  fasilitas yang kian melengkapi masjid dan menjadi wadah anak-anak menambah ilmu. Ada yang mau menyumbang? Silahkan .. raknya masih banyak yang kosong loh.

Ibu  Ria kini menjadi Ketua Cluster Kalibata City setelah dua tetangga cantik nan pintar ini kemudian memutuskan menjadi alumni Kalibata City, walau masih sering membantu untuk berbagai kegiatan besar. Cita-citanya adalah semoga Kalibata Tahfidz Club terus ada, terus berkembang, dan senantiasa membawa kebaikan bagi anak-anak.  Karena sungguh indah ketika masjid dihiasi oleh tawa anak-anak di sela lantunan hapalan mereka.


Sabtu, 17 Desember 2016

CREATIVITY IN A SQUARE: Menanamkan Sportivitas sejak Dini bersama Futsal Anak Kalibata City



Bertempat tinggal di lingkungan apartemen apalagi sekelas rusunami Kalibata City dianggap sebelah mata terutama bagi yang berkeluarga.

Cibiran seperti, “Anak-anak nanti main di mana, ga punya halaman!”  “Kasihan banget di rumah saja, nanti asosial.” Dan jika ada yang ‘kurang’ dari anak kami, lingkungan jadi bulan-bulanan.

Padahal, masa anak-anak main di unit saja? Apalagi usia batita, sekolah belum, terus dikekeup aja gitu di unit? Ya ga lah, cyiiiin... itulah gunanya ada taman. Memang bukan sebesar Taman Honda Tebet, tapi setidaknya ada meeting point untuk anak-anak. Di Kalibata City, taman dengan fasilitas alat bermain tersedia di setiap tower, dan sebagai warga ya sah-sah saja bertandang dari satu tower ke tower yang lain. Di bagian Kalibata City Regency, tersedia lapangan basket yang juga bisa dipakai untuk futsal. Di bagian Green Palace bahkan ada lapangan tenis, not to mention kolam renang yang rada eksklusif kalau mau main di situ (harus nebeng kartu yang tinggal di Green Palace, dalam artian harus berkawan doooong).



Dengan banyaknya ibu-ibu  muda berkualitas di sini, tak heran muncul Ibu Dianda menjadi pelopor klub futsal anak di Kalibata City. Hal itu semata-mata ingin memberikan program latihan fisik bagi putranya. Maklum, jebolan psikologi. Jadi pahamlah pentingnya motorik halus dan kasar.

Beliau mencari sendiri gurunya, rajin juga ya. Keliling daerah sekitar Kalibata City dan akhirnya berjodoh dengan Bang Kate yang memang sudah biasa menangani anak-anak alias bocah-bocah TK. Kenapa bocah TK? Ya, karena itu usia putranya dan program futsal yang ada biasanya untuk anak-anak SD yang sudah lebih besar atau bahkan untuk dewasa. Padahal masa-masa TK anak-anak itu juga lagi ga bisa diam loh. Seolah energi tiada habisnya.

Pada awal Januari 2016, ibu Dianda lalu mempromosikan programnya. Masa main futsal sendirian? Ajak yang lain dong.

Lewat grup-grup tower, info tersebut tiba di ponsel saya. Saya pun mendaftarkan putra saya yang saat itu masih berusia 4 tahun dan belum sekolah. Pikir saya, ya masa dia hanya jadi tim antar jemput kakaknya saja.

Bagi saya, berlatih futsal itu memiliki kandungan banyak pelajaran, selain olah fisik, keseimbangan, juga terkait kerja sama dan strategi. Yaah, harapannya sih biar si cowo satu-satunya ini tidak galau dan tidak sebentar-sebentar nangis hehehe ...



Ternyata mengajari bocah-bocah 4 tahun main futsal itu rada-rada gemesin yaaa. .. Ya berantem lah, ya nangis lah, ya tidur di lapangan lah (itu anak saya ^^’). Namun, Bang Kate ini seperti tidak terpengaruh, baginya anak-anak itu jika memang minat, nantinya akan mengikuti kawan-kawannya yang mengikuti instruksi. Jadinya beliau tidak memaksa, melainkan mendorong.

Kami pun  kemudian memberi kesempatan bagi para calon anggota untuk percobaan satu kali, guna melihat sebesar apa sih keinginan anak-anak main futsal. Terlihat dari anggotanya yang datang dan pergi lalu datang lagi hehehe ...

Setelah beberapa bulan, melihat semangat anak-anak mulai turun, maka sempat kami adakan semacam kontes teknik. Tidak lama setelah kontes tersebut, Bang Kate baru mulai melakukan tanding di akhir penajaman teknik. Mungkin bulan-bulan pertama lebih ke penyesuaian kali ya ...

Bang Kate tidak sendirian, dia dibantu anak-anak didiknya guna mengatur anak-anak yang suka hilang orientasi itu. Tapi yah namanya ABG di akhir acara Bang Kate jadi sendirian juga ^^’ si asisten malah sibuk ngobrol sama kawan-kawannya. Ceritanya momong dua model bocah hihihi ...

Yang ingin bergabung, silahkan loh ya. Kita tanamkan cinta olahraga dan semangat sportivitas sejak dini. Siapa yang tahu mereka nantinya bisa mengharumkan nama negara di kancah dunia.

Peserta untuk  Usia 4 tahun ke atas. Terbuka untuk semua gender. Biaya bulanan di bawah Rp100000 kok. Kami latihan setiap hari Jumat di tower Jasmine Kalibata City, pukul 16.00-17.00.

KC Booooys...?
Yessss!!!

Minggu, 20 November 2016

CREATIVITY IN A SQUARE: Syi’ar dalam Sepetak Kanvas – Qonita Farah Dian


sumber foto: Instagram @Qonita_farah_dian


Waktu sudah mulai mendekati pukul 11 siang, seorang wanita yang tadinya tengah sibuk dengan tube-tube cat acrylicnya di sebuah gazebo di pinggir kolam renang di Green Palace, Kalibata City, merapikan kembali bercak-bercak idenya lalu bersegera meluncur menjemput putra semata wayangnya pulang sekolah.

Namanya Qonita Farah. Setelah menerima pertemanannya di Facebook, saya terkadang membiasakan diri memanggil dengan nama aslinya ketimbang panggilan sayang para mama di sekolah yang sering melibatkan nama anak. Sejatinya kami bertetangga di Kalibata City, tapi baru bersua saat kedua anak kami berada dalam satu kelas di TK yang sama. Tak lama, kami pun bergabung di sebuah komunitas yang sama di Kalibata City, Friday Fun Club. Dari kegiatan FFC lah, saya baru mengetahui bahwa ibu ini adalah seorang pelukis.

Pertama kali mengetahuinya, I was like what .... ? Namun kemudian saya ingat reaksi para tetangga ketika saya katakan menerima orderan kue. Reaksi yang wajar terbentuk karena betapa ‘luasnya’ unit kami. Tetap saja, saya lama ternganga. Melukis adalah pekerjaan yang secara fisik membutuhkan ruang dan waktu. Beda dengan kue, yah sehari dua hari lantai berminyak. Setelah uang diterima, beres pula dapurnya ^^. Apalagi jika dibandingkan dengan aktivitas saya sebagai blogger atau editor, hanya perlu laptop. Itupun harus tunggu anak3 tidur, biar aman. But to paint, really?

“Seringkali kita menjadikan banyak hal dalam hidup sebagai alasan. ‘Karena menikah, jadi terbatasi. Karena punya anak, jadi terbatasi. Karena ruang sempit, jadi terbatasi’. Semua batasan itu sebenarnya hanya kita buat sendiri, yang akhirnya hanya membuat kita berhenti (boro-boro jalan) di tempat. Ketika teman-teman kita sudah ke bulan, kita tidak ke mana-mana.”

Saya jarang bertemu dengan pelukis atau seniman betulan. Yang pernah saya temui hanya seorang seniman dari kampung mama saya bernama Itji. Konon termasuk salah satu pelukis terbaik yang pernah ada di Indonesia. Dandanannya nyentrik dengan jaket biru. Saya pikir (dan dengan melihat banyak film tentang seniman) itulah pencitraan seorang seniman. Makanya saya agak sulit menyandingkan kata ‘pelukis’ dengan seorang ibu rumah tangga berparas ayu dengan tutur kata lembut itu.

“Dulunya sih pernah arsitek.” Selorohnya di awal-awal perkenalan kami.
Terkadang saya tidak tahan untuk kepo terkait latar belakang pendidikan tetangga saya di Kalibata City. Ada yang berbeda dari mereka, walau statusnya sesama ibu rumah tangga dengan kegiatan mayoritasnya adalah antar jemput anak.

Lakonnya sebagai arsitek tak lama memang disandang Mba Farah. Dinas suami mengharuskan dirinya turut berpindah-pindah kantor. Dari Jakarta, Jogjakarta, Semarang, lalu kembali lagi ke Jakarta. Hingga kemudian, dia memutuskan tak lagi menjadi pegawai kantoran. Namun, menjadi ibu rumah tangga sedangkan buah hati belum kunjung tiba, terkadang menimbulkan sepi di hati, itulah yang kemudian mendorongnya melukis di atas kanvas. Rupanya, memang tidak ada hal yang muncul secara mendadak.

“Alhamdulillah saat duduk di bangku SD, pernah beberapa kali menjadi juara di lomba gambar. Hanya saja kegiatan ini berhenti sama sekali begitu masuk SMP hingga kemudian duduk di bangku kuliah menekuni ilmu arsitektur. Ada banyak bekal yang didapat dari kuliah, mulai dari komposisi bentuk dan permainan warna. Setelahnya saya banyak membaca buku-buku tentang teknik melukis dan beberapa biografi pelukis. Namun, kanvas baru benar-benar menjadi fokus melukis pada tahun 2007 ketika pindah ke Semarang.”

“Pada tahun 2010, di Jakarta, saya mendatangi sebuah pameran yang diselenggarakan IWPI (Ikatan Wanita Pelukis Indonesia). Di sana, saya sempat berbincang-bincang dengan salah seorang pendirinya. Merasa diterima dengan hangat, saya pun bergabung.”

keterangan: sharing melukis di kegiatan FFC


Kini, fokus lukisan Mba Farah adalah di kaligrafi kontemporer yang dapat dilihat di Instagramnya @qonita_farah_dian Kalau diperhatikan, latar sebagai arsitektur senantiasa terbawa dalam lukisannya, apalagi ketika saya mendapat kesempatan melihat lukisannya saat masih berbentuk sketsa. Dengan segala garis-garis lurus itu ^^. Dan ada penggaris tergeletak di dekatnya.

“Tantangan melukis di kanvas adalah teknisnya alih-alih tahapannya. Coba-coba menggunakan cat minyak dan acrylic. Tapi karena kemudian saya punya bayi dan tinggal di unit yang terbatas, penggunaan cat minyak saya rasa terlalu tajam baunya sehingga khawatir akan berbahaya bagi kesehatan. Akhinya saya memilih acrylic yang lebih aman.”

“Ada masa-masa saya sempat mencari jatidiri dalam melukis. Namun yang paling utama dibangun adalah kepercayaan diri dalam melukis. Keisengan mengikuti seleksi golden box yang diselenggarakan Jogja Gallery dan kemudian diterima, sungguh menjadi alat pacu yang sangat berguna dalam proses saya menjadi pelukis yang lebih percaya diri dan kemudian menghasilkan karya-karya yang lebih baik.”

“Awalnya memang tidak PD untuk menjual, tetapi ketika sedikit demi sedikit karya saya terpasang di dinding rumah saudara saya, kawan, atau kerabat, itu menjadi pengalaman yang sangat membahagiakan. Sehingga saya semakin semangat, semakin yakin dalam menggeluti passion ini.”

Dari sekian banyak genre lukisan, kenapa kaligrafi? Bukankah pencitraannya agak pasaran? Pikiran saya melayang ke kios-kios penjual bingkai.  Apalagi dengan latar belakang pendidikan yang terdengar keren itu.

“Mungkin faktor usia juga yang membuat saya memilih kaligrafi. Dengan melukis kaligrafi saya turut terlibat dalam syiar Islam. Saya berharap hal ini diridhoi Allah dan lebih bermanfaat bagi orang banyak sekaligus menjadi energi positif bagi diri sendiri.”

“Justru karena sadar orangtua sudah menyekolahkan hingga S2, alangkah kasihan mereka jika ternyata saya tidak menjadi apa-apa dalam artian tidak bermanfaat untuk orang banyak. Dan alhamdulillah keluarga, terutama suami , sangat mendukung dan tidak bosan-bosannya memberikan motivasi pada saya agar bisa terus berkarya.”

 Dari unit yang berluas tidak lebih dari 35m3 ini, menurut Anda berapa yang dia hasilkan setiap bulannya?

“Tidak pasti. Pernah mengalami pesanan hingga 25 lukisan ukuran kecil/sedang. Pernah juga tidak ada pesanan dalam sebulan. Namun, kalau dirata-rata sekitar 1—4 lukisan setiap bulannya.”
Ruang boleh terbatas, tetapi ide tak akan bisa dibendung. Mimpi tak akan pernah surut. Jika kita membiarkannya.

“Ide-ide kreatif memang biasanya lebih nyaman ketika dalam keadaan sepi, tapi pengerjaannya bisa kapan saja. Di depan TV bisa, di atas kasur pun oke.”

“Suatu hari nanti, ingin sekali bisa  pameran tunggal di dalam dan di luar negeri. Punya galeri yang bisa menghidupi banyak orang. Juga bermanfaat untuk lebih banyak orang lagi. Ini mimpi atau khayalan ya? Entahlah hihihi ...”

Kata orang life begin at 40. Wawancara ini dilakukan pada Juli 2016 lalu, dan hari Minggu ini, di bulan November 2016, beliau akan berangkat ke Aljazair untuk pameran. Semoga semakin banyak dinding yang ‘bertasbih’ karenamu.
Doa terbaik untukmu, tetanggaku ....


Sabtu, 05 November 2016

Alasan (Saya) Unfollow Friend di Media Sosial

Assalamualaikum, siapa yang 4 November kemarin sibuk unfollow, tunjuk tangan!

Saya sih ga, karena aksi unfollow besar-besaran sudah dilakukan ketika Pilpres lalu dan sekarang merasakan manfaatnya. Ketika hingar bingar di luar sana, timeline saya cukup kondusif. Riuh, tapi terkendali lah.

Unfollow friend bagi saya merupakan seni tersendiri dalam bergaul di dunia Maya. Terutama FB. Karena saya menganggap Twitter sebagai tajuk berita, dan Instagram adalah galeri kehidupan orang di luar sana, jadi ga terlalu gimana-gimana. I took FB a Lil bit personally kayanya hehehe ...

Waktu zaman Pilpres, saya pusing sekali membaca timeline. Di satu sisi ada yang terheran-heran bagaimana orang yang pencitraannya shaleh tapi kok menggunakan kata-kata kasar. Sedangkan di sisi lain, terheran-heran dengan orang yang pencitraannya smart tapi ternyata doyan juga memaki-maki. Hingga kemudian saya merasa keributan itu terjadi di depan pintu saya. Di situlah saya menyadari bahwa saya menganggap FB sebagai halaman Maya. Taman saya. Itu artinya, saya bisa menentukan siapa yang mau atau boleh lewat di situ.

Nah opsi unfollow ini adalah opsi yang santun. Tidak perlu nge-block orang apalagi kalau teman sealmamater. I know you're exist but I just don't need to see you all The time. I don't need to know you're opinions.

Berikut kegunaan opsi unfollow yang saya lakukan: 
1. Orang yang suka mencaci
Saya pernah punya kontak yang kerjaannya ngata-ngatain orang di FB. Saya jadi kasihan sama babi n anjing di luar sana. Tanpa melihat dia berada di kubu mana saat pilpres, unfollow. dia teman satu sekolah, but then I think, ini kan ga lagi di kelas ^^

2. Orang yang Suka Mengeluh 
Orang mengeluh ini benar-benar buat energi negatif deh. Yang nyebelin dari orang mengeluh adalah pasti nyalahin orang atau pihak lain. Transjakarta disalahin. Taman ga ada tempat parkir dikomentarin. Tiap hari ada aja yang dikeluhkan. Oh please, maafkan aku Tuhan karena tak ada ruang bersabar. Unfollow.

3. Orang yang suka share berita hoax
Berita hoax itu sebenarnya bisa teridentifikasi dengan mudah, tapi kalau kebanyakan bisa terpengaruh juga. Ga cuma berita hoax, berita dengan judul tendensius juga bisa memperkeruh timeline. Makanya sekarang jaraaang banget share berita, nge-like pun ga, karena info hoax atau klarifikasi atau perdebatan ga sehat itu ketahuan kalau baca komen-komennya. Terkadang lebih penting baca komennya ketimbang beritanya hehehe

Nah, kalau orang yang macam begini biasanya saya pikir-pikir. Pikir korelasi pertemanannya apa. Teman sekolah atau teman kantor atau keluarga atau random? Kalau masuk dalam lingkaran teman sekolah, saya tanya lagi sendiri, kenal baik atau ga. Kalau ga, ya saya unfollow. Guna memberi ruang toleransi bagi kawan dekat yang suka share berita hoax, jadi lebih enak menginfokannya.

4. Pasangan Suami Istri Tendensius
Sebenarnya saya tidak bermaksud meng unfollow berdasarkan kubu pilpres, tapi kebetulan saja pasangan ini beda sama saya dan agresif. Jadi yang terpampang di timeline adalah share dan rangkaian status yang serupa nyinyir pedes bin nyilet-nyiletnya. Duet maut lah. Aih, cukup sudah. Aku pisahkan saja salah satunya. Nah, kalau pilih yang mana biasanya saya pilih yang perempuan, walau sebenarnya kenal duluan sama suaminya. Kalau perempuan kan ada kemungkinan posting resep atau prakarya gitu hehehe ...

5. Mereka yang Tidak Terlalu Peduli Denganmu sebagai Pribadi
Dulu, saya rajin making FB contact dengan para petinggi kantor. Bukan bos secara langsung. Biasanya FB mereka juga ga aktif-aktif amat. Kalaupun aktif ya untuk keperluan promo. Nah pas pilpres, FBnya mendadak aktif untuk kampanye. But then again, mungkin karena beda pilihan, saya jadi lihatnya lebay hehehe .. Jadi, unfollow lah. Biar bos langsung saja yang saya beri panggung buat kampanye. Toh, kontennya mirip. Ini ga cuma berlaku untuk para bos loh, para OL SHOP, atau kawan-kawan yang tadinya ga aktif di FB terus mendadak jadi jurkam, saya unfollow. I'll come to you if I need to.

6. Orang yang Marahi Saya
For this reason, saya tak cuma unfollow tapi juga unfriend ... Kakak saya hahahaha ... Ini kepuasan pribadi aja sih. Jangan salah, suami juga pernah saya unfriend. But then again, itu kan cuma di dunia Maya. Aslinya ya mana bisa persaudaraan dan pernikahan di-unfollow semudah itu. Kalau di dunia nyata mah biasanya kalau dimarahi, saya ngeluyur ke kamar, tutup pintu. Sama aja kan. Ntar juga keluar lagi. Yang penting tutup kuping pakai bantal hingga suara yang marahi saya ga ada lagi atau hingga saya sudah punya toleransi untuk dengerinnya atau karena saya perlu makan ha-ha-ha ...

7. Orang yang Tersinggung dengan Saya
Nah, sebenarnya saya ga pernah bermaksud menyinggung orang sih, tapi sadar suka pedes juga ngomongnya. Wong ga ngomong pedes aja, orang-orang bisa tersinggung kok. Nah, kalau sudah kejadian beberapa kali, baik yg sengaja atau ga, disadari atau ga, ya saya unfollow aja. Biar saya ga terpancing komentar kalau ybs sedang posting sesuatu. Sampai saya bisa belajar menahan diri hehehe ...

Hal menarik saya dapatkan setelah mengusap peluh di jempol seusai meng-unfollow. Kamu jadi terkejut melihat lingkaran pertemananmu yang baru. Yah, mudah-mudahan dengan begitu saya jadi pribadi yang lebih baik. Soalnya sulit menerima perbedaan jika semua orang berteriak-teriak atau saling nyinyir. Too loud. Intinya tindakan unfollow bukan berarti benci loh. Hanya mengecilkan volume. Kuping kita saja punya kemampuan menyaring bunyi kok. Jadi memilah demi menjaga hubungan baik. 

Rabu, 05 Oktober 2016

RABUku: Mengenalkan Anak pada Superhero Islam, Muhammad Al Fatih (sebuah komik)

Suatu hari saya kedatangan paket dari kakak saya yang berlokasi di Eropa sana. Namun, paketnya dari lokal. Setelah dibuka, senyum saya merekah. Dua nomor serial komik Muhammd Al Fatih buah karya Handri Satria (@Alfatihsatria). Rupanya, kakak saya tahu juga yang sedang ngetren di Indonesia. Salah satu kawan yang membuka toko buku online memang sudah bolak-balik memposting perihal buku ini. Betapa komik ini cepat sekali laku dan beberapa kali harus menunggu hingga cetakan selanjutnya rampung.

Format komik sebenarnya belum begitu mudah dipahami anak-anak saya yang usianya paling tua adalah enam tahun. Dan komik juga tidak begitu mudah untuk dibacakan lantang, seperti yang setiap hari saya lakukan pada anak-anak, walaupun salah satu dari mereka sudah bisa membaca. Namun, kemudian, sepertinya saya tidak perlu berlama-lama khawatir karena so far anak-anak saya tidak mengeluh walaupun saya tidak membedakan nada suara untuk setiap karakter.

Sultan Muhammad Al Fatih adalah seorang  Ghazi atau ksatria Islam Turki Utsmani pejuang Islam yang terkenal karena kegigihannya dalam mewujudkan janji Rasulullah, penaklukan konstantinopel. Dalam komiknya diulas bagaimana proses terbentuknya sosok seorang Muhammad Al Fatih, bagaimana caranya memantaskan diri, caranya belajar, dan bagaimana tekas sang penakluk itu. 

Al fatih atau Mehmet adalah bungsu dari tiga bersaudara. Di usianya yang begitu muda, dia harus menghadapi kenyataan bahwa kedua kakaknya satu per satu tewas dibunuh. Dan hanya dialah tumpuan harapan ayahnya, Sultan Turki Usmani.
Perjalanan Al Fatih menjadi raja Turki pun tidak senantiasa mulus, dikarenakan ada orang-orang dalam yang sudah memiliki perbedaan kepentingan. 

Nah, untuk cerita lebih lengkapnya silahkan beli komiknya yaa ....

Secara fisik, komik ini saya rekomendasikan karena gambarnya baguuus sekali. Dengan nuansa sephia, saya jadi teringat komik Master Keaton yang rajin menggambar detail bangunan. Hanya saja, menurut pengamatan saya yang apalah-apalah ini, rasanya sayang harus menggambar untuk adegan-adegan yang tidak perlu. Bagaimana pun komik memiliki sudut pandang yang berbeda dengan layar kaca, dan pada komik ini, ada saat-saat saya merasa seperti tengah membaca komik yang diambil atau discreencapture dari layar kaca. Akhirnya jadi sia-sia.

Mungkin juga ini perihal selera, saya terlalu banyak menikmati manga sehingga mudah bosan dengan format komik yang kotak-kotak monoton. Tidak ada mendadak karakter yang tergambar keluar dari kotak atau semacamnya. Ya, mungkin karena ilustratornya cowo kali ya, jadi lebih fokus. Atau mungkin dia golongan darahnya A ^^.

Penceritaannya menurut saya lumayan. Well, sebenarnya bagus tapi lagi-lagi terjebak dalam naskah yang berulang-ulang sehingga saya lelah membacanya. Again, bisa jadi karena saya membacanya secara lantang, jadi terasa sekali pengulangannya. Apalagi di adegan yang sarat dengan wejangan, tulisannya bisa panjaaaaang sekali. Sesuatu yang menurut saya terlalu banyak untuk ukuran komik. Mungkin jika itu sebuah novel, tidak masalah. Namun, pembahasaannya indah. Biasanya untuk anak yang lebih kecil, saya singkat sendiri.

Pendampingan bagi anak-anak di usia balita hingga 7-9 tahun masih diperlukan. Walau dialognya masih santun dan semoga dalam penceritaannya senantiasa ditekankan bahwa penaklukan konstantinopel itu tidak semata-mata perbedaan agama, melainkan ada hal-hal lain terkait pemerintahan lalim dan sebagainya. Mohon maklum, karena anak-anak kritis tetapi suka terlewat detail yang penting.

Secara garis besar, i like it karena sewaktu kecil saya pernah madrasah dan harus bertemu dengan mata pelajaran tarikh (sejarah)  dan sulit sekali menghapal begitu banyak perang. Sayangnya, yang selalu ditanyakan di soal selalu tentang tanggal dan tahun, bukan esensinya. Padahal, itulah menariknya sejarah. Bukan sekadar nama dan tanggal melainkan kisah di dalamnya. Penceritaan kembali dalam bentuk novel atau komik seperti ini sangat membantu dalam menghubungkannya dalam sanubari, dalam penghayatan, sehingga semangat cinta Islam itu muncul. Dari dalam. Bukan sekadar di bibir.

Dan karena alasan itulah, saya turut bergembira ketika muncul seri yang lain (sembari menunggu seri ke-3 Muhammad AL Fatih), yaitu Khalid bin Walid. Kali ini saya beli sendiri dong di IIBF 2016. Ilustratornya sendiri aktif juga di Fb, jadi silahkan menjalin silaturahmi atau sekadar melihat berita terkini. Beliau juga senantiasa membuka order untuk komik bertanda tangan dirinya.
Selamat membaca.  

Sabtu, 01 Oktober 2016

Sekelumit Rasa untuk Pengidap Kelainan Langka (Rare Disorders)


"Si kakak bertanya, mengapa jari adiknya ada 24. Dan kemudian keluarlah penjelasan tentang mutasi gen." #polydactyly 
 
Sebuah kalimat yang tidak saya bayangkan akan muncul tak lama setelah kawan saya mengunggah bayinya yang baru lahir. Saat itu, saya tidak terlalu menelaahnya, tidak pula membahasnya pada kawan saya hingga kemudian info itu terus berkembang dan hashtag #polydactyly sering muncul di hadapan mata saya.
Mungkinkah, dia ingin orang-orang mencaritahu?
Dan saya pun mulai mencari ....
"Polydactyly adalah kondisi kelebihan jari. Banyak kasus tampaknya terjadi tanpa sebab yang jelas. Ada karena cacat genetik (inherited) atau sindrom keturunan. Polydactyly adalah kelainan sejak lahir yang paling umum terjadi dan dialami sekitar 1 dari sekitar 1000 kelahiran." Sumber: www.detik.com/detikHealth
Ketidaktahuan mungkin membuat kita takut, tetapi jangan sampai itu menggerus kemanusiaan kita. 

Usai menambah pengetahuan, saya pun memahami bagaimana cara saya harus bersikap. Saya pernah bertemu beberapa orang dengan kasus serupa. Sependek bacaan saya, polydactil lebih banyak berkutat pada isu penampilan ketimbang kesehatan. No big deal. Lalu saya pun mulai mencoba merespons dengan keceriaan yang sama dengan kawan saya.
"Kalau tos sama K, bukan 'high five' dong namanya yaa ^^"
"Dan ga bisa kasih middle finger, hehehe ..."
Kami berbagi tawa. Lalu kemudian keceriaan itu berubah.
Baby K yang mulai belajar merangkak pun tergelincir. Dan patah tulang atau fraktur pertamanya terjadi.

McCune-Albright Syndrome merupakan kondisi genetis yang ditandai oleh kelainan pigmentasi kulit, penyakit tulang dan endokrin (hormon-sistem produksi). Penyakit tulang dapat menyebabkan kelemahan dan kelainan bentuk tulang pada kaki lengan dan tengkorak. Penyakit endokrin dapat menyebabkan pubertas dini dan meningkatkan laju pertumbuhan secara berlebihan (gigantis). Penderita dipengaruhi oleh berbagai karakteristik derajat penyakit yang berbeda. (Sumber: www.detik.com/detikHealth)


Intinya, penyebabnya sulit diketahui. Namun, yang pasti anaknya rentan patah tulang. Titik. Oleh karena penyebabnya sulit diketahui maka metode perawatannya pun samar. Yang bisa dilakukan sekarang ini adalah, bertahan.

1. Stay Positive

Seperti awal #polydactyly, saya lebih banyak diam mengamati. Lebih tepatnya menanti status kawan saya agak mellow sedikit, agar saya bisa mengucapkan kalimat menghibur. Saya hanya sungkan berbicara tentang yang dialami anaknya, jika saya tidak tahu banyak. Namun, hal itu tidak kunjung terjadi. qadarullah, kami bersua di suatu even di Balai Kartini. Dalam pendeknya waktu, kawan saya memaparkan banyak hal yang membuat saya menganga dalam hati. Dari sekian banyak rencana perawatan di depan mata, saya melihat binar matanya masih jenaka seperti awal saya mengenalnya.

Fraktur kedua, fraktur ketiga, pemasangan bracelet ... semua dia beritakan di akun Fbnya dengan mengakhirinya dengan emoticon lucu. Though it might be not that funny ... atau ketika dia melihat kondisi pasien lain dan keluarga, dia selalu menyematkan rasa syukur.

Lalu kemudian dia tergabung dengan kegiatan IRD atau Indonesia Rare Disorders. Pikir saya, dia tengah melakukan langkah yang besar. Sebagai sesama editor, saya paham bahwa memastikan orang-orang memahami sebuah situasi atau kondisi itu penting agar tidak terjadi salah paham. Makanya dia tak pernah mengekspresikan larutan perasaannya terlalu dalam, melainkan lebih banyak soal progress dan progress.

Hingga kemudian saya melihat akunnya ditaut oleh suaminya. Fraktur ke sekian kalinya kala mudik lebaran yang menyebabkan sang suami terpaksa harus kembali ke Jakarta lebih dulu meninggalkan kawan saya di kampung halaman mengurusi anak di RS. Dan kalimat mellow yang saya nanti ternyata keluar dari suaminya. Seketika, sedih yang lama terpendam pun menjalar dalam hati.
 
2. Gue Takut
Saya suka merasa ingin memutar bola mata jika melihat ada orang tua yang berlebihan melihat anaknya main di titian atau lompat-lompatan atau berlarian. "Nanti jatuh!!!!"
So be it. Pikir saya pada kebanyakan waktu.

Tapi ketika kawan saya berkata, "Gue takut kalau gue meleng sedikit, dia jatuh. Dan sudah pernah kejadian."
"Gue takut membayangkan di tahun mendatang, bagaimana dia akan sekolah?"
"Sedangkan K anaknya cheerful ... gue ga mau bikin dia sedih dengan keadaannya."
Meleleh air mata saya. Saya banyak membaca tentang dukungan sangat penting dalam perkembangan anak terutama di usia di bawah enam tahun. Jadi, membayangkan menahan laju alami seorang anak untuk bergerak itu membuat saya sedih. Teringat ketika si sulung harus diberi perawatan DBD di usia 10 bulan. Masa dia sedang senang berdiri tapi terpaksa saya tahan karena infusnya dipasang di kaki. Lalu bagaimana dengan perasaan kawan saya?

How could fear shaped your face, after all this time ...
Kawan saya yang cuek itu ... 

This is not your fault .. it is nobody's fault. 


Namun, ternyata ada yang lebih dia takutkan. Yaitu ketika dia menjadi lebih fokus pada kekurangannya, sehingga tidak menyadari bahwa putranya itu diam-diam mempelajari sesuatu.
"Tahu-tahu dia dah bisa naik tangga. Gue histeris."


3. Gue Cemas
Kali ini kecemasannya ditujukan pada putri sulungnya yang harus menghabiskan hari-harinya bolak-balik RS, terlebih ketika adiknya mengalami fraktur. Masa-masa penting sang kakak sering dilewatkan tanpa didampingi orangtuanya karena entah bagaimana selalu bertepatan dengan kasus pada adiknya. Sebagai keluarga perantauan generasi pertama, maka tak semudah itu menitipkan anak. Pun, anaknya tak mau dititipkan.
"Aku suka kalau bisa sama abi dan umi." Tapi jangan di rumah sakit.
Bahkan orang dewasa pun gamang dalam menghadapi situasi ini, apalagi dirinya. Terasa wajar, jika dia sedikit mengharapkan sebuah alur cerita yang berbeda.

Namun Tuhan tidak akan memberikan sesuatu pada umatnya melebihi kemampuannya. 

Saya menyaksikan sendiri ketika salah satu kerabat tervonis kanker dan keberadaan supporting group sangat membantu pasien untuk merasa bahwa ada yang memahami sakitnya secara nyata. Dan bahwa mereka tidak sendirian.

Bergabung dengan Indonesia Rare Disorders, banyak membantu kawan saya dalam hal penambahan informasi dan tali dukungan antarorangtua. Namun, bagaimana dengan para kakak atau adik penderita rare disorder?


4. Gue Menghindar
Setelah fraktur ke sekian kalinya, kawan saya menghindar memberitakan di media sosial. "Biar orangtua dan mertua ga perlu tahu," katanya. "Bukannya apa-apa, terakhir kali mereka tahu, langsung panik massal. Dan kalau sudah begitu gue jadi ikut panik."
Hal ini menyadarkan saya bahwa menjadi supporting group  itu pun tidak mudah. Walau niatnya baik. Membekali diri dengan banyak pengetahuan tentang kelainan itu adalah satu cara, tapi juga menyediakan hati yang lapang untuk mereka. Dan biarkan mereka yang menentukan mau apa mereka di sana.

So, what can I do for you, friend? 


5. Gue Sedih
"Anggapan orang lain tentang kondisi K itu benar-benar menjatuhkan mood."
"Gue pernah dituduh penyiksaan pada anak, pernah melakukan aborsi gagal ...."
Dan pernah juga dituding oleh tenaga kesehatan.
I was like, whaaaaat??
Saya memang tidak bisa mengontrol terlebih menghakim lidah orang lain. Banyak orang di luar sana yang "tong kosong nyaring bunyinya". Jadi yah sudahlah, semoga mereka-mereka diberi petunjuk. Namun, lain halnya dengan tenaga kesehatan. Sebagai penggemar serial televisi berlatar belakang medis, saya menyadari bahwa seorang tenaga kesehatan juga punya semacam SOP untuk waspada terkait dugaan kekerasan pada anak dan semacamnya. Namun, dari sekian banyak episode yang saya tonton, ada yang namanya etika bertanya atau etika mencari tahu, instead of menuding yang akhirnya lebih sibuk menghakimi ketimbang mencari solusi.

Hati-hati dalam mengulik masa lalu, tidak ada orang yang mau dihakimi. 



Indonesia Rare Disorder dalam perjalanannya selama satu tahun ini, berhasil mengumpulkan para orangtua pilihan ini. Menjadi wadah untuk meraih energi positif kembali usai didera banyak sekali tanggapan negatif. Bagi yang tidak mengalami, tidak semudah itu dapat melihat seluruh paket perasaan yang dialami keluarga pengidap rare disorders. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam bersikap.


Jadi, mari mengenal rare disorders agar ke depannya semoga lebih banyak masyarakat teredukasi tentang kelainan LANGKA ini. Mereka 'hanya' LANGKA bukan sebuah kesalahan ataupun kegagalan. Bahwa mereka NYATA. Mereka dekat. Mereka di sekitar kita. Dan dengan dukungan masyarakat yang teredukasi, para pengidap rare disorders ini sejatinya akan mampu menjadi BERDAYA.



Sabtu, 20 Agustus 2016

Jadikan Hari Istimewa si Kecil Lebih Berkesan bersama Miao Mi

Suatu pagi ketika saya kecil, saat tengah menyantap sarapan, saya dihibur oleh lagu-lagu anak-anak dari radio. Namun, yang saya tunggu-tunggu bukan lagunya melainkan obrolan si penyiar saat membacakan surat dari pendengar yang mengucapkan selamat ulang tahun pada pendengar-pendengar cilik. Biasanya dari orang tua untuk anak-anaknya yang disertai doa. Sebenarnya waktu itu saya rada baper dan berharap orangtua saya mau melakukan hal yang sama. Maklum, saya berulang tahun di bulan Juni dan selalu sedang liburan. Satu-satunya pihak yang saya harapkan memberi sesuatu yang istimewa ya keluarga.

Namun, sekarang ada banyak sekali wadah bagi para orang tua untuk mengekspresikan kegembiraannya saat ulang tahun buah hati mereka. Entah itu melalu medsos pribadi, majalah, atau bahkan televisi. Dan sekarang para orang tua atau Paman atau Tante atau Kakek atau nenek, bisa bergembira saat ulangtahun si kecil bersama Miao Mi.

Saluran Miao Mi (Indovision Ch. 38, Okevision Ch. 66, MNC Play Ch.38) sebagai saluran Mandarin untuk anak-anak meluncurkan program Miao Mi Birthday Stars. Di sini anak-anak yang berulangtahun akan mendapat ucapan selamat ulang tahun ala Miao Mi. Kebayang kan, ketika anak-anak sedang belajar Mandarin sambil menonton program di saluran Miao Mi eh tiba-tiba ada fotonya beserta ucapan ulang tahun. Pasti jadi semangat belajar Mandarinnya.

 Nah, caranya gampang banget.

Kirimkan foto anak Anda yang berulangtahun (usia di bawah 12 tahun) beserta tanggal lahirnya di website Miao Mi http://www.miaomi-tv.com/birthday

 
Kirimkan foto dalam format jpeg dengan ukuran minimum 2MB. Pastikan mengirimkan foto anak Anda 6 minggu sebelum hari ulang tahunnya agar fotonya terpilih untuk tampil di saluran Miao Mi selama bulan ulang tahun mereka!

Kontes foto ini gratis! Dan akan dimulai sejak bulan September depan loh. Kalau anak Anda yang ulangtahun di bulan September, berarti harus lekas kirim bulan ini juga ^^

Ayo adik kecil! Ikutan yuk. Segera upload foto kamu yang paling keren! zàijiàn! Bye bye!

Kamis, 30 Juni 2016

7 Hari bersama Cetaphil(R)


Sudah berbulan-bulan sejak saya menggunakan sabun muka oleh karena ingin mengurangi penggunaan bahan kimia pada wajah. Cuci muka hanya dilakukan seminggu sekali dengan metode peeling, itu pun kalau ingat. Entah mungkin karena kualitas air dan jenis kulit saya yang berpori-pori besar sehingga setelah beberapa minggu lupa peeling, kulit saya terasa sekali kasarnya karena rentetan komedo. Tidak hanya kasar tapi juga kering. Ah, mungkin karena usia. Itu pikir saya.

Dahulu saya biasa menggunakan pembersih muka yang mengandung micro beads untuk mengeluarkan komedo. Namun, sejak pemberitaan bahwa micro beads sudah tidak diperbolehkan lagi karena sulit terurai bahkan mampu menghambat di saluran air, ya saya mulai kesulitan mencari penggantinya. Pasalnya, sabun cuci muka yang bukan micro beads menimbulkan sensasi halus palsu. Hingga akhirnya saya mendapat kesempatan mencoba Cetaphil®. Inilah tujuh hari saya bersama Cetaphil®.

Hari 1- Serasa Jadi Bayi
Well, saya sedang sakit saat itu. Dan pertama kali saya menuang Cetaphil®ke tangan, saya tidak terkejut. Ketiga anak saya mengalami masa-masa kulit sensitif sehingga harus menggunakan sabun dan losion khusus yang berbahan dasar air. Nah, Cetaphil®itu purified water jadi yaaah mirip-mirip lah. Cairan yang encer berwarna putih keruh dan tidak ada aromanya. Saat digosok di tangan tidak akan ada busa yang timbul, malah makin mencurigakan karena benar-benar seperti air. Kalau saya tidak punya pengalaman dengan anak-anak, saya mungkin akan curiga dengan keabsahan sabun ini. Saya jadi membayangkan tengah jadi bayi saat hendak mengoleskan ke wajah.
Begitu saya oleskan ke wajah, bagian hidung dan pipi menjadi perhatian utama. Pijat memutar selama 15-30 detik dan saya bisa merasakan area yang penuh komedo itu perlahan berubah. Saya tidak menyangka. Maaf ya Cetaphil®, sebenarnya saya masih terbesit ragu keampuhanmu dibanding sabun cuci muka bermicro beads ...

Hari 2 – Membilas dengan Handuk
Sakit saya semakin parah. Dengan badan meriang, jelas saya tidak mau bersentuhan dengan air. Dan jeleknya, saat saya sakit entah kenapa produksi komedo pun gencar. Jadi, mau tak mau harus cuci muka. Ah, tapi kan kena air ... Nah, ini yang membedakan sabun saya dengan bayi. Salah satu cara penggunaan Cetaphil®adalah tidak menggunakan air bilas. Nah loh.

Hati masih ragu-ragu, tapi keraguan yang kemarin sudah termentahkan, mungkin sudah seharusnya saya mencoba melangkah lebih jauh. Dan demi segera keluar dari kamar mandi, saya raih handuk dan menggosok muka saya dengan alur pijatan serupa saat mengoleskan Cetaphil®. Voila. Bersih tak bersisa. Handuk saya pun tak terlihat ada sisa sabun atau semacamnya. Dan entah kenapa, membilas dengan handuk terasa lebih bersih bagi saya.

Hari 3 – Serius Mengenyahkan Komedo
Oke, walau masih tak enak badan, sepertinya tidak bolehlah kita sia-siakan Cetaphil®ini. Seperti ketika hendak melakukan perawatan rambut dan hendak mengenyahkan ketombe, maka harus mengganti shampo dan keramas setiap hari selama satu minggu. Itu kata salah satu pekerja salon pada saya. Jadi, saya berencana melakukan metode yang sama pada wajah saya. Komedo ini memang perlu ditangani secara khusus.
Maka saya gunakan lagi Cetaphil®itu, pagi dengan metode basah alias dibilas dengan air karena saya sekalian mandi. Sedangkan malam menjelang tidur menggunakan metode kering atau dibersihkan dengan handuk.
Sebenarnya setelah berbulan-bulan tidak menggunakan sabun pencuci muka, saya khawatir dengan kelembaban kulit saya jika menggunakan sabun lagi selama berturut-turut. Eh, ternyata kulit saya masih kenyal-nyal-nyal .... Horee ... minyak saya sudah kembali. Selama ini  saya menyalahkan usia telah mengurangi produksi minyak di muka saya. Minyak yang saya percayai sebagai penghambat kerutan wajah hehehe ....

Hari 4 - Pembersih Make Up
Badan sudah jauh lebih baik dan terasa lebih baik lagi karena ada undangan buka puasa bersama dengan teman-teman semasa kuliah. Make up pun dioleskan sebagai pembayaran muka kucel sepanjang hari di rumah akibat sakit. Ga banyak sih, hanya bb cream sama lippenstip alias lipstik.

Pulang dari bukber, segera cuci muka dengan Cetaphil. Ini cucinya rada koboi karena sudah mengantuk. Walau sudah cuci muka saat berwudhu, biasanya saya masih merasakan sisa bb cream nempel dan bikin muka saya putih banget di kamar yang gelap gulita. Nah, begitu sahur saya cek. Ok, looking good. Ga pucat, muka saya terlihat asli heheje ... Mungkin next time coba kalau pakai make up lebih lengkap ya. Ah sayang baru tahu setelah anak pentas perpisahan, soalnya suka bingung mau bersihkan make up pentas anak. Nah, Cetaphil ini bisa digunakan untuk segala usia loh.


Hari 5—7  – Jadi Kawan Baik
Walau setelah seminggu secara intensif cuci muka dengan Cetaphil®, saya akan kembali dengan rutinitas saya yaitu cuci muka dengan air dan dua hari sekali baru memakai Cetaphil®karena ingin membiarkan kulit saya melakukan kemampuannya membersihkan dirinya sendiri. Cetaphil®perlahan-lahan menjadi kawan baik saya. Lagipula, saya tidak ingin botol seharga Rp130000,- itu terlalu cepat habisnya hehehe

Produk pertama Cetaphil®itu sendiri adalah Cetaphil®Cleansing Lotion yang menurut www.cetaphil.com pertama kali diproduksi pada 1947 oleh seorang apoteker. Produknya ini dalam waktu singkat pun menjadi rujukan oleh dokter-dokter. Dan hingga kini, Cetaphil®masih menggunakan formula orisinil yang dikembangkan pada 1947.

Dan seiring dengan itu saya pun punya beberapa harapan. Semoga segera mendapat sertifikat halal dan semoga edisi refillnya segera beredar di Indonesia.

Untuk lebih lanjut soal Cetaphil, bisa mampir ke sini yaa



Selasa, 28 Juni 2016

RABUku: 5 Kisah Unik dalam Kisah Hebat Nabi Muhammad SAW



Pada akhir Mei lalu, saya mendapat kesempatan menghadiri peluncuran buku Kisah Hebat Nabi Muhammad AW dan Kiah Ajaib Lainnya karya Astri Damayanti. Acara yang bertempat di function room toko Buku Gramedia Matraman ini berlangsung meriah dengan dipenuhi para blogger handal.  Tagar #kisahhebatmuhammad masuk ke lima besar di twitter pada hari itu. Dan yang paling menyenangkan bagi saya adalah ketika pulang, semua yang hadir mendapatkan buku Kisah Hebat Muhammad dan Kisah Ajaib Lainnya.  Yeay, serasa lagi di acara bincang Oprah ^^

Jadi begitu pulang anak-anak semangat minta diceritakan. Sungguh perbekalan yang pas di bulan ramadhan.
Bagaimana tidak, buku setebal 265 ini memuat 87 kisah-kisah islami yang semuanya diberi ilustrasi full colour yang menarik bagi anak-anak. Penceritaannya pun terasa luwes di lidah yang membacakan. Terkadang kita menemukan buku islami yang terjebak dalam bahasa hadits sehingga sulit mengalir dengan luwes saat dibaca. Lalu apa yang membedakan buku ini dari yang lainnya? Ada 5 yang unik yang saya temukan.

1. Kisah  Kenabian yang jarang Diungkap
Saat masuk ke toko buku dan hendak mencari buku-buku tentang nabi, saya seringkali merasa terjebak karena temanya itu lagi, itu lagi. Oleh karena ada banyak kisah dalam buku ini, maka ada banyak kisah-kisah yang jarang didengar. Seperti misalnya tentang Nabi Sulaiman dan semut. Jika berbicara tentang Nabi Sulaiman dan semut, pastilah semua akan teringat tentang Nabi Sulaiman yang menghentikan derap tentaranya karena ada kawanan semut hendak melintas. Well, ternyata kisah Nabi Sulaiman dan semut ini tidak berhenti sampai di situ. Ada tentang semut yang berdoa memohon diturunkannya hujan, dan ada tentang semut yang dimasukkan dalam botol bersama sebutir gandum pemberian Nabi Sulaiman.

Lalu ada lagi kisah yang menarik, yaitu Nasihat Setan pada Nabi Musa AS. Jika selama ini banyak kisah yang memunculkan setan sebagai sosok yang penuh muslihat dan sangat berdedikasi dalam mewujudkan misinya menjatuhkan anak cucu Adam sebanyak-banyaknya ke neraka, pada kisah ini si setan muncul agak berbeda. Penasaran?

2. Kisah Nabi yang di luar 25 Nabi yang Wajib Diketahui
Tentunya kita tahu bahwa ada banyak nabi yang diturunkan sebelum diakhiri oleh Rasulullah. Dan beberapa di antara mereka ada yang disebutkan dalam alQuran atau dalam hadits. Seperti misalnya Nabi Uzair as dan Nabi Danial as. Oleh karena kebanyakan buku berkutat pada ke-25 Nabi yang wajib diketahui, mendapatkan kisah dari nabi-nabi lain itu terasa seperti bonus.

3. Kisah Para Sahabat
Tidak hanya para nabi yang diangkat ceritanya dalam buku ini. Melainkan juga para sahabat dan tokoh islam terkemuka lainnya seperti Khalifah Umar dengan kisah tentang kepemimpinannya yang bersahaja dan Shalahuddin yang walau berkuasa tapi tak sungkan memberikan pengampunan pada musuh-musuhnya.  Kisah ini menjadi pemicu koreksi bagi diri sendiri karena tak bisa lagi berkilah bahwa hanya para Nabi lah yang bisa shaleh.

4. Sudut pandang dari Binatang
Berawal dari pengalamannya membacakan kisah-kisah Nabi pada para keponakannya, Mba Astri Damayanti kemudian melakukan improvisasi yaitu dengan mengubah sudut pandang agar ceritanya menjadi lebih menarik. Tentu saja, pada saat penyusunan buku ini ada seorang editor yang membantu menjaga penceritaan tersebut tetap pada jalurnya dan terlebih lagi diambil dari sumber yang shahih.

Ada beberapa kisah yang mengambil binatang sebagai bintang utamanya. Seperti misalanya paus yang ‘memakan’ Nabi Yunus. Sejatinya paus ini tidaklah memakan Nabi Yunus as melainkan menyelamatkannya. Paus ini bahkan berpuasa 40 hari demi mengamankan Nabi Yunus dalam perutnya sebelum akhirnya didaratkan di sebuah pulau.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam memang bukan hanya agama bagi umat manusia melainkan seluruh alam semesta bahkan binatang sekalipun.

5. Kisah Tiga Halaman
Bukan, ini bukan nama judul. Melainkan setiap kisah konsisten hanya ada tiga halaman. Which is good buat saya karena memiliki tiga anak dengan kesukaan yang berbeda-beda tapi menuntut pembagian yang adil. Terkadang sebelum saya menemukan buku ini, anak-anak mengambil buku kenabian dari berbagai referensi yang jika berbeda maka berbeda pula jumlah halamannya sehingga akhirnya ada yang iri dan sebagainya. Drama deeh. Nah, dengan buku ini semuanya mendapatkan bagian yang sama. Jadi tidak banyak buku bertebaran di kasur juga hehehe ....


Buku ini menyelamatkan saya dari mati gaya setelah anak libur sekolah dan menjalani puasa sepenuhnya di rumah. Bagi anak yang belum bisa membaca, dia akan memilih berdasarkan ilustrasinya. Ada banyak ilustrasi yang melekat di kepalanya sehingga saya jadi bingung harus mencari kisah yang mana yang dimaksudkannya. Satu kekurangan buku ini adalah kisahnya tidak diklasifikasikan berdasarkan tema tertentu. Ini menurut saya yang sangat suka memanfaatkan daftar isi lebih dari sekadar daftar judul melainkan juga rangka penceritaan.

Bagaimanapun, buku ini berhasil menunaikan misinya sebagai buku yang praktis bagi orangtua yang ingin memberikan pengetahuan kenabian dalam satu buku. Praktis di kantung, praktis di rak.


Bagi orangtua yang ingin membeli tapi sudah rempong urusan buka puasa, Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad SAW dan Kisah Ajaib Lainnya ini dapat dibeli di MatahariMall.com


Rabu, 01 Juni 2016

RABUku: Mengisi Ramadhan dengan Play Time!


Bagi ibu-ibu dengan bocah-bocah seperti saya, bulan ramadhan suka bikin mati gaya. Maklum anak tertuanya masih TK dan pasti sudah libur di awal puasa. Lebaran masih jauh, ga mudik juga, terus anak-anak 24/7 di rumah dalam pengawasan saya. Di titik lapar itu, saya jadi suka baper. Bosan melanda. Anak-anak juga. Apalagi yang lagi belajar puasa. Pengalihannya ya harus sesuatu yang baru, nah itulah jadi pe er emaknya.
Makanya saya senang sekali ketika ada yang menawarkan buku yang baru keluar dari oven dengan tajuk "Play Time!". Saat beli, saya belum lihat isinya, agak deg-degan sih dengan apa yang ditawarkan dari buku ini secara ada begitu banyak buku tentang main yang saya miliki dan sebanyak itulah buku yang tidak pernah saya buka dengan alasan malas mengaplikasikannya.

Play Time adalah buku yang menunjukkan 10 ragam aktivitas yang dapat dilakukan bersama keluarga. Kok, Cuma 10? Kalah dong sama buku yang lain? Trust me, kamu pun ga bakal nafsu beraktivitas kalau bukunya setebal 300 halaman. Saya punya buku aktivitas setebal itu, gede pula. Melihatnya saja, lelah.

Lalu apa yang membuat ini menarik? Pertama, jumlah aktivitas yang tidak terlalu banyak ini membuat kemungkinan terwujudnya lebih besar. Karena lebih fokus. Kedua, barang yang dibutuhkan mudah didapat. Dari ke sepuluh kegiatan, saya punya semua barangnya. Jadi, ga bisa ada alasan susah atau malas cari bahan. Ketiga, buku ini bukan tentang kamu jadi pakar prakarya dengan botol atau dengan sedotan. It has actually a little of something from everything. Sehingga aneka kreasinya beragam. Mulai dari membuat pesawat luncur dari botol, hingga membuat gunung berapi. Mulai dari playdough hingga membuat lukisan tiga dimensi. Keempat, penulis tidak omong kosong saat mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan keluarga, karena kalau dikerjakan sendirian tidak seru.

Playtime adalah buah karya Yanuar Rahman & Devi Azhar dari Familia Kreativa yang juga menelurkan seri Drawing Mama. Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo berarti kamu pasti bisa menemukannya di toko buku terdekat dengan harga Rp48500,- yaa ... It's play time!

Minggu, 29 Mei 2016

hoMYNGGU: Escape to Cheese Chicken


Setelah lebih dari satu tahun, baru saya berani tulis. Soalnya nasib para lapak makanan di Kalibata City memang cukup cair alias gonta-ganti terus. Kan ga lucu setelah ditulis eh tempat makannya tutup ^^.

Cheese Chicken ini terletak di tower Gaharu dan letaknya persis di siku dan menghadap toko sepatu Bata di tower Akasia. Ya, memang sih secara penempatan, tempat ini tidak mencolok tapi hei .. dia sudah bertahan selama satu tahun. Tepuk tangan.



Tahun lalu saya dikenalkan dengan Cheese Chicken ini dari tetangga. Harga murah tentu jadi promosinya. Waktu itu, kami bisa beli ayam goreng plus nasi dan cocolan keju seharga kurang dari Rp15000,-.Beli dua-tiga kotak harganya masih di bawah Rp50000,- Cocoklah buat saya kalau mendadak ke rumah ortu, untuk dimakan anak-anak. Biasanya kalau sudah janjian, nenek sudah siapkan makanan istimewa. Kalau dadakan, ya saya bawa ini saja. Atau kalau mau pergi-pergi outing sama anak-anak di hari kerja, alias ga ada bapaknya, saya juga lebih pilih beli ini. Atau kalau ingin sekadar traktir anak-anak, ga bikin kantung bolong walau sudah hampir tanggal tua.

Rasanya cocok buat anak-anak saya. Biasanya kan ayam goreng selain yang di mal itu terlalu pedas tepungnya. Kalau yang ini ukurannya cocok dan begitu juga porsinya. Anak-anak bisa duduk anteng makan sendiri dan habis.

Selain dari ayam goreng juga ada burger dan french fries. Harganya di bawah Rp15000,- juga. Lalu ada chicken wings dengan bumbu BBQ, rasanya lumayan, tapi sayapnya kurang banyak hehehe ...

Ayam yang digunakan adalah hasil ternak sendiri, jadi ukurannya ga gede banget. Juga ga kecil banget. Warna ayamnya normal, pokoknya ga mencurigakan lah.
Harganya naik Rp100,- sekarang. Tapi masih murahlaaah ^^

Agar Si Bayi dengan Kulit Sensitif tetap Aktif




"Bu, nanti untuk mandi dede bayinya pakai Lactacyd ya bu. Tahu, kan?” tanya seorang dokter spesialis anak ke saya.
“Iya, saya punya di rumah. Yang pink itu, kan” jawab saya percaya diri.
“Bukan.” Terdengar suami mendengus sambil geleng-geleng.
“Ini lactacyd baby. Saya tuliskan di resep ya.” Kata dokternya lagi.
 “Masa mau dipakaikan lactacyd kamu sih, yang bener aja?” gumam suami sekeluarnya kami dari ruang dokter.
Ya, maap. Kirain bisa multifungsi.

Foto Si Sulung, enam tahun lalu
Hayo, coba cari mana Lactacyd Baby-nya?


Itu enam tahun lalu.
Kala itu si sulung baru mengalami bulan pertamanya di dunia dan kemudian ditemukan ada semacam burik/panau di pahanya. Biasalah, anak pertama. Bingung dong. Akihrnya ketika jadwal imunisasi, kami konsultasikan hal ini dan kemudian dokter meresepkan Lactacyd Baby (iyes, ada babynya dan warnanya biru). Yah, itulah pertama kalinya saya tahu bahwa lactacyd bukan melulu tentang masalah kewanitaan ^^ Dari si sulung lalu ada anak kedua, hingga anak ketiga ... ketiganya kebagian diberi resep lactacyd baby. Lah, ini kenapa anak zaman sekarang pada sensi kulitnya ya? Apa kualitas air kita semakin buruk?



Pada event Mother & BaBy di Igor’s Pastry & Cafe di Wijaya, Sabtu kemarin, saya jadi tahu lebih banyak tentang kulit sensitif bayi dan terutama tentang si Lactacyd. Karena jujur, walau sudah digunakan untuk tiga anak, saya belum yakin apakah saya menggunakannya dengan tepat atau tidak.



Dalam video lactacyd baby dan ditekankan dalam penjelasan Dokter Liem Hua Ling bahwa kulit bayi itu memang lebih sensitif daripada kulit orang dewasa. Hal itu dikarenakan selain lapisannya lebih tipis, juga karena ph-nya lebih tinggi, yaitu sekitar 6-7. Keadaan itulah yang menyebabkan mudahnya mengalami iritasi seperti kemerahan, gartal, sibarrhea, dan ruam popok. Nah, untuk meminimalisir iritasi, maka para orangtua harus pandai-pandai memilih popok, pakaian bayi, dan cairan pembersih untuk pakaian atau untuk mandi yang aman untuk kulit bayi. Satu lagi, pilihlah cairan pembersih yang sudah teruji secara klinis dan yang membantu menurunkan ph bayi seperti ph normal dewasa.



Dipandu oleh MC Sisca Baker, Tara Amel @mamaofsnow sebagai blogger mom berbagi cerita ketika anaknya mengalami iritasi, dia kemudian mencari informasi dan ternyata di forum-forum, Lactacyd Baby memang banyak direferensikan oleh para ibu untuk bayi mereka. Ternyata, yang kulitnya sensitif bukan bayi saya doang hehehe ... Di acara ini saya menemukan ada banyak mama-mama yang memiliki anak dengan ragam kesensitifan kulit. Aku tidak sendiriaaaan. Ada yang memang keturunan, ada juga karena faktor luar atau pencetus.

Saya jadi ingat si bungsu, whew urusan kulitnya ga kelar-kelar. Mungkin ph-nya juga tinggi sehingga setiap kali berkeringat maka akan timbul merah-merah di leher dan tangan. Belum lagi soal alergi makanan. Eh, tapi ini sebenarnya si bungsu sensitif kulitnya atau alergi?

Menurut Dr. Liem alergi itu sendiri mempunyai definisi reaksi berlebihan dari kulit atau tubuh yang disebabkan oleh benda asing. Jadi alergi dapat mencakup seluruh tubuh, sedangkan sensitif biasanya hanya pada area tertentu. Biasanya di daerah lipatan tuh, makanya para orangtua tidak boleh malas membersihkan area lipatan pada bayi.

Disebutkan Lactacyd Baby mengandung ekstrak susu untuk menjaga kelembaban kulit bayi. Nah, kalau yang alergi susu bagaimana?

Mba Marketing Communication dari Lactacyd Baby menjelaskan  bahwa alergi susu pada anak itu sifatnya lactose intollerant. Artinya terkait dengan saluran pencernaan. Sedangkan Lactacyd Baby digunakan untuk bagian luar tubuh. Hmm bolehlah Dek, nenek kasihan karena kamu ga bisa minum susu sapi, tapi kamu selalu bisa mandi susu ^^



Nah, saya baru dapat pencerahan nih. Ketika si bungsu lagi panen merah-merah di badannya, saya seperti biasa menggunakan lactacyd yang diteteskan ke dalam bak mandinya. Eh tapi kok lama banget sih hilangnya? Kan si baby ini tumben awet putihnya, jadi kalau lihat kulitnya bruntusan gitu kasihan.

Ternyataaaaaa .... penggunaan lactacyd baby dengan cara mencampurkan 3-4 sendok teh lactacyd baby ke dalam air mandi bayi itu untuk perawatan. (hmm ... kemarin itu nyampe 3-4 sendok teh ga ya? Mikir sendiri). Kalau anaknya  sedang kumat iritasinya maka teteskan lactacyd baby ke kapas atau kain kasa lalu ditotol-totol (iki opo ya bahasane ^^’) ke bagian yang iritasi.

Info ini saya dapat dari testimoni seorang mama yang duduk di samping saya loh. Hoalaaah .. coba kalau si mama ini ga mengacungkan tangan, mungkin saya masih tersesat.

Oh, ada satu lagi, untuk si kulit sensitif air mandinya justru disarankan yang suhu ruang, bukan yang terlalu hangat atau terlalu dingin. Air dingin akan meningkatkan ph kulit bayi. Air yang terlalu hangat akan membuat kulit yang teriritasi jadi gatal. Dan mandikan bayi tidak lebih dari lima menit. Nah loooh ... yang suka berlama-lama di kamar mandi ^^ (tunjuk tangan).

Okelah kalau begitu, selanjutnya akan lebih baik memafaatkan Lactacyd Baby. Apalagi si bungsu lagi lucu-lucunya niy, biar si bayi berkulit sensitif ini bisa tetap aktif, ga sibuk urus gatal-gatal sana sini.

Rabu, 25 Mei 2016

RABUku: There's Something about MAN Insan Cendikia Serpong

Sejak kemenangan gemilangnya di ajang Olimpiade Indonesia Cerdas, saya jadi kepo soal sekolah MAN Insan Cendikia Serpong. Harus saya akui, selama ini  memandang sebelah mata instansi pendidikan yang menggunakan awalan 'madrasah' khususnya di Jakarta. Karena saya tidak tahu standar di daerah, tapi di Jakarta, mereka yang masuk madrasah biasanya adalah mereka yang tidak diterima di sekolah negeri. Itu persepsi saya dulu. Begitu melihat sepak terjang MAN IC saya melongo ... Eh keren juga ini Aliyah.
Semakin saya tahu, semakin keliatan bloonnya saya karena baru tahu apa dan bagaimana MAN IC itu. Proses seleksi yang ketat, hanya menerima lulusan terbaik, whew ... Cadas. Jadi malu sendiri saya. Dan yang lebih membuat ketercengangan itu berbumbu, salah satu teman SD saya lulusan sekolah itu. Hanya dia kayanya yang meneruskan ke jalur Aliyah dari sekian banyak lulusan SD Muhammadiyah Tebet.
So, ketika kawan saya ini pengumuman bahwa akan terbit buku tentang kehidupan di sekolah asrama MAN IC Serpong, saya tidak pikir panjang lagi. Anda what a surprise, kawan saya itu menjadi salah satu kontributor buku yang berjudul Dormistory.
Dormistory sendiri seperti pelipur lara karena belum membeli buku serupa tentang pesantren di Jawa Barat yang salah satu kontributornya adalah salah satu rekan kerja sewaktu di Mizan Bandung. Dan kayanya memang ga bisa lepas dari Mizan karena editornya adalah The living legend, pak Hernowo. Toh, saya agak cemas buku ini akan menjadi semacam testimoni panjang yang akan terasa membosankan di tengah buku. Rupanya, Komunitas Blogger Insan Cendikia ini tidak main-main dengan perannya sebagai pencetus dan pelaksana terbitnya buku ini.
Bagi Anda yang belum tahu, MAN IC adalah sebuah sekolah asrama berbasis agama tapi bukan pesantren. Saya mengutip Muhammad Diba Azmi Sharif di hlm. 48 ".. Merupakan sekolah tempat nilai spiritual dijadikan landasan moral dan akademis dalam menciptakan peradaban intelektual." Keren. Dan ini bukan sekadar ucapan. Bukan sekadar kantin tanpa penjaga yang melayani sendiri proses bayar membayarnya, melainkan juga ujian tanpa dijaga guru tapi tidak ada yang mencontek.
Padahal zaman saya SMA, kawan-kawan menggunakan kebisingan kereta lewat untuk bertanya saat ujian. Ya, sekolah saya di samping rel. ^^
Dengan menjadi tempat berkumpulnya para juara dari berbagai SMP, bisa terbayang kan bagaimana situasinya? Penuh kompetisi. Namun dari kisah Muhammad Nabil Satria Tadarus, saya menyimak bagaimana tranformasi dirinya memandang sebuah prestasi. "Belajar untuk Ibadah. Prestasi untuk Dakwah." ini kata-kata yang cocok bagi saya yang tidak kompetitif dan suka menggunakan alasan itu untuk tidak melakukan apa-apa.
Seperti yang terjadi di film-film, ada juga yang awalnya merasa tidak ikhlas masuk ke MAN IC. Ketidakikhlasan itu berimbas pada prestasinya, ada yang nilainya jeblok, ada yang mentalnya jeblok hingga sempat 'kabur' ke rumah untuk merenung. Namun, yang menonjol di sini adalah bagaimana sebuah sistem sekolah tetap memberikan supporter tidak hanya untuk otaknya melainkan juga hatinya. Bagaimana seorang guru asuh dihormati sedemikian rupa hingga muridnya malu sendiri jika mengecewakannya dengan nilai atau sikap yang buruk. Seingat saya, mengidolakan guru itu berhenti selepas SD atau malah TK.
Ya, memang isinya adalah anak-anak yang haus ilmu. 'Gila' belajar. Ambisius. Tapi ga tahu ya, saya merasa bahwa manusia dapat meraih begitu banyak jika vitamin otak dan hatinya tercukupi. Saya tidak menemukan tentang anak yang harus belajar dengan lampu remang-remang karena tidak ada listrik, atau yang harus mengobrak-abrik toko buku loak demi mencari referensi. Fasilitas itu ada dan memang dipakai dengan sebaik-baiknya oleh para murid. Ah, saya jadi ingat perpustakaan di sekolah saya yang ga jelas statusnya.
Anyway, buku ini memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang MAN IC, yang sangat pas bagi mereka yang tengah mencari sekolah menengah untuk dirinya sendiri atau untuk anaknya. Zaman sekarang ini, sekadar penjelasan dari brosur seringkali tidak memuaskan, testimoni dari para orang tua juga mungkin tidak tepat sasaran. Cerita dari para alumni lah yang lebih orisinil. membuat kita paham apa yang diharapkan dan bagaimana mengusahakannya. Buku ini juga somehow cocok bagi Anda yang mengalami keadaan bosan belajar atau menuntut ilmu. These people are awesome n so are you.
Oia, buku ini kayanya hanya dijual via alumninya, aku pun kemarin daftar via open PO hehehe jadi jangan sampai ketinggalan info. Bisa mampir ke FB: Maya UMM Abdillah yaa ^^

Ulang Tahun yang Canggung




 Masa kecil saya tidak banyak dihiasi dengan perayaan ulangtahun, malah tidak pernah. Hal ini karena keluarga saya bukan penganut yang merayakan ulangtahun dan harus undang-undang teman sekelas, tetangga sekampung dan lain-lain. Tapi bukan berarti tidak diistimewakan, karena biasanya jika ada yang ulangtahun, pada akhir pekan mama akan memasak ayam goreng ala KFC dengan potongan besar dan boleh makan semampunya, kentang goreng, dan salada. Mohon maklum, kami ga boleh jajan. Jadi dibuatkan yang begini ya senang banget. Apalagi mama juga wanita bekerja jadi masakan di rumah biasanya sudah rutin dari hari ke hari. Sampai hapal hehehe ....

Dan yang membuat saya agak nyesek adalah hari ulang tahun saya jatuh pada pertengahan yang artinya sekolah libur. Jadi sudahlah ga ada perayaan, ga ada yang ucapin pula. Biasa lah, anak umur segitu lagi perlu pengakuan dari peergroup hehehe. Hingga suatu hari, ketika saya sedang bengong-bengong di hari ulangtahun saya, saya mendadak bangun dan beride, “saya mau buat pesta ulangtahun.”

Tanpa pikir panjang saya keluar rumah dan keliling Tebet Timur, menghampiri rumah kawan-kawan saya dan mengatakan bahwa saya mengadakan pesta ulang tahun. Yah, ga banyak yang berhasil karena mayoritas pada liburan. Setelah lelah, saya kembali ke rumah dan kemudian akal sehat saya kembali. “Ya  Allah, what have I done? Kalau beneran pada datang gimana?”
Siang hingga jelang sore itu saya gelisah. Ga berani bilang siapa-siapa di rumah. Orangtua saya belum pulang kerja. Entahlah, yang saya ingat saya banyak mondar-mandir saat itu.
Lalu suara yang bikin deg-degan itu terdengar. “Ati... “ kawan saya datang. Oh my Goood. Gue musti ngapain?
Kalau saya tidak salah ingat kakak saya yang bukakan pagar dan bengong-bengong ketika teman saya bilang kalau disuruh saya datang ke pesta ulang tahunnya. Alhasil satu rumah gempar, tamu sudah datang di pesta yang bahkan tidak dibicarakan sama sekali. Tiba-tiba keluar kue kaleng. Tiba-tiba ada yang masak mie instan (di rumah tidak stok mie, jadi kayanya ada yang pergi beli, entah siapa). Papa yang baru pulang juga iseng mengabadikannya dalam satu foto. Ah tapi sayang fotonya di rumah orangtua hehehe ... Saya? Saya Cuma cengar-cengir, bersyukur yang datang hanya dua kawan. Gimana kalau beneran banyak? Bisa di-bully setelah masuk sekolah hahaha ....
Pesta ulang tahun yang canggung itu mengganjal di hati saya cukup lama sehingga saya berinisiatif mengadakan pesta ulangtahun lagi. Waktu itu saya sudah lulus kuliah dan ingin kawan-kawan kampus berkumpul lagi di sela laju mereka menapaki awal karier. This time I’m going to do it right. Itu niat saya. Alhamdulillah, banyak kawan yang datang. Keluarga dan kawan berkerumun di sekitar saya. It was fun. Dan cukup untuk mengobati rasa malu pada pesta ulang tahun yang canggung sewaktu kecil itu.

Ulang tahun, sebenarnya lebih terasa istimewa bagi orangtua saya yang setiap tahun akan menceritakan bagaimana perjuangan mama di hari itu. Dan karena momen itu saya merasa bersyukur dan ingin berbagi. Tapi karena bukan orang yang kebanyakan duit, momen berbaginya dikumpulin dalam satu hari, di hari ulang tahun. Atau di bulan ulang tahun hehehe apa saja deh, itu pun kalau memang ada rezekinya. Kalau tidak ya saya berbagi senyum sajalah ... kan senyum adalah sedekah.

Selamat berbahagia bagi yang berulangtahun, bagi yang akan berulangtahun karena itu artinya that you were born. Kalian juara. Juara dari sekian ribu sperma. So make your life worthed in every single day.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger.

Kamis, 19 Mei 2016

KAMYStory: Asyik Mewarnai bersama Anak


Tren mewarnai kini sedang mewabah. Para illustrator Indonesia kebanjiran ide dan order untuk buku-buku mewarnai yang semakin menjamur. Ada yang dalam bentuk buku ukuran besar atau kecil bahkan kini menjual dalam bentuk poster siap dibingkai. Yang awalnya berjudul Colouring for adults, jadi ada versi anak-anak atau segala usia. Tak hanya mewarnai, sekarang ada pula yang namanya Doodle, alias coret-coret ala saya waktu sekolah dulu ^^. Terutama untuk pelajaran yang banyak cerita atau hapalannya.


Memang sudah lama sekali sejak saya rutin coret-coret, karena memang tidak ada waktunya lagi sejak berhenti kerja. Sampai kemudian si sulung mengajak saya turut mewarnai bersamanya. Biasanya, kami menggambar atau mewarnai masing-masing. Makanya saya sebenarnya agak enggan menurutinya karena buku mewarnainya kecil, ya ga nyamanlah buat mewarnai bersama. Dan lagian masih ada anak nomor dua, mau taruh di mana tuh tangan n krayon?

But then again, saat bermain dengan anak memang sejatinya menyingkirkan pikiran-pikiran rumit seperti itu. Just do it. And, it turned out to be Fun ^^


Saat menghadiri #playdateStaedtler di twin house, Sabtu lalu, saya jadi bersemangat karena ini akan jadi playdate yang tenang. Hehehe tenang tapi berantakannya tingkat tinggi. Itu yang biasanya terjadi di rumah kami saat anak-anak memutuskan untuk mewarnai dan hal lain di sekitarnya. Well, bagi anak kedua dan ketiga saya peralatan mewarnai lebih menarik dijadikan alat bermain yang lain seperti memilah warna, bongkar-bongkar untuk si bayi, membuat bentuk-bentuk dari pensil warna atau spidol, dan lain-lain. Eh rupanya mba Danesya alias Mama Dio yang menjadi pembicara di playdatestaedtler baru saja mengadakan giveaway tentang aktivitas anak dengan pensil warna yang ternyata membuahkan banyak ide-ide bermain yang menarik dengan pensil warna selain untuk mewarnai.


Pensil warna sekaligus cat air staedtler sendiri pun juga memiliki multi kebiasaan. Selain berfungsi sebagai pensil warna dan bisa berubah menjadi cat air-waktu saya SD hal ini ajaib sekali ^^ tapi juga bisa digunakan di berbagai media seperti Kanvas dan tas blacu. Seperti yang kami lakukan kemarin.


Saya dan Safir memilih tas blacu sebagai media. Tapi akhirnya lebih memilih menggunakan spidol ketimbang pensil warna. Kakaknya malah yang kemudian sibuk mewarnai dengan pensil di buku gambar yang juga termasuk dalam goodie bag. Serasa dapat harta Karun gitu mereka.




Biasanya kalau lagi tandem mewarnai sama anak, mereka suka sambil cerita macam-macam. Maklum, anak saya kadang ga mau jawab kalau ditanya model interogasi gitu. Jadi sebenarnya ga tenang-tenang amat hehehe .. Begitu juga para emak-emak pun sharing tentang membagi waktu antara kegiatan anak dengan me time. Bagi ibu bekerja, me time-nya ya pas meeting. Bagi ibu rumah tangga, me time-nya tentu saja ketika anak tidur hehehe ....


 Dari sini pula saya mendapat informasi baru bahwa pensil berbentuk segi tiga yang juga dikeluarkan staedtler menjadi salah satu alat yang tepat dalam membantu anak-anak yang terlambat bicara untuk mengasah motorik halusnya. Bentuk segitiga ini memang pas dengan lekuk jari saat memegang pensil sehingga tidak membuat tangan cepat lelah.




Matahari semakin tinggi. Kami yang mewarnai di halaman twin house pun mulai merasa lapar. Walau hanya tangan yang bergerak, tapi mewarnai itu bisa bikin lapar banget hehehe ...


Sambil makan ya sambil ngobrol sama perwakilan staedtler Indonesia. Rupanya ini kali pertama membuat playdate karena ingin menampilkan pensil warna selain dalam wujud lomba. Staedtler juga rutin mengunjungi sekolah-sekolah untuk sesi mewarnai, bisa juga memberikan pelatihan bagi para guru TK. Perkantoran juga bisa kok. Katanya, kalau untuk perkantoran mereka akan berikan lembar mewarnai yang sangat besar sehingga bisa dikerjakan oleh kelompok berisi empat orang. Hmm semacam no gadget activity. Untuk membentuk hubungan yang real ^^ Cocok kan buat kantor yang banyak berkomunikasi via media digital.


 Begitu perut terisi dan memutuskan untuk pulang, anak-anak malah enggan. "Asyik banget di sini," katanya.

Iya deh yang baru dapat pensil warna dan spidol baru ^^

Lain kali buat lagi yaa staedtler Indonesia.

Selasa, 10 Mei 2016

KAMYStory: Membuang Kenangan


Hidup di unit rusun yang mungil dengan jumlah penduduk yang padat membuat saya sehari-hari berpikir barang apa yang bisa disingkirkan atau dipindahtangankan. Begitu sudah memilah-milah barang tapi masih penuh maka barang-barang kenangan pun kena bagian.

Bedanya, menyingkirkan barang kenangan berarti turut menyingkirkan kenangan. Well, ga sepenuhnya tapi rasa keterikatan pada benda kenangan itu setidaknya hilang pula. Lumayan lah untuk menyegarkan kepala dan menata hati atau malah baper? Dan beberapa waktu lalu saya menyisihkan waktu menyingkirkan barang kenangan itu dan mengubahnya menjadi file blog hihihiy ... Rasanya? Hmm ..

1. DVD BAJAKAN
Hahaha DVD memang tidak terlalu makan tempat tapi siapa sangka ketika hendak dibuang ada rasa sedih gimana gitu. Hanya tiga judul DVD siy yang saya buang. Meteor Garden 1 dan 2 dan Beautiful Life. Betapa tidak, seri Meteor Garden saya beli dalam tergesa, ditonton semua dalam dua hari padahal saya sedang UTS di kampus. Dan sangat tidak disarankan untuk menonton film-film berbahasa Mandarin jika kamu kuliah bahasa asing lain, seperti Belanda (itu saya). Seri Meteor Garden 2 juga tidak kalah memorablenya. Pasalnya itu hasil copy sendiri. Zaman belum booming nonton streaming atau mantengin Drakor di YouTube demi subtitle, zaman itu andalannya adalah tempat penyewaan DVD. Nah, tempat sewanya hanya ada di Kelapa Gading, beda beberapa hari dari negeri asalnya. Yang kebetulan dekat dengan rumah parner in crime saya ha-ha-ha. Jadilah saya selama liburan kuliah bolak balik Tebet – Gading untuk ambil dvd yang disewa kawan saya dan mengcopynya di rumah saya di Tebet. Ah, kenangan itu epik lah bagi saya ha-ha-ha ... Jadi sedih juga melihat puluhan keping itu bertebaran di lantai sebelum akhirnya masuk ke kantung sampah.


2. BUKU HARIAN
Nah, kalau ini semacam langkah  penting sih. Tadinya buku harian itu mau saya simpan, siapa tahu buat warisan untuk anak-anak kaya di film-film. Tapi semakin banyak anak saya, semakin saya mempertanyakan manfaatnya buku harian yang sudah numpuk sejak SD itu. Apalagi isinya saya marah-marah sama ortu, atau sibuk ngegebet adik kelas di sekolah dan di kampus. Apa gunanya mewariskan track recordnya saya yang cupu dan pathetic itu ha-ha-ha ...
Dan buku harian, kartu, segala tiket, saya buang ke tempat sampah sebagai penegasan bahwa saya sudah sepenuhnya move on. Ga kaya Cinta dong, udah dibuang ke tempat sampah eh masih balik lagi hehehe ... Dan cukuplah kenangan itu ada di kepala walau kayanya ga perlu juga diingat-ingat apalagi diceritakan ke anak. Plus tata bahasa saya di buku harian itu kacrut banget ha-ha-ha ga tahan ingin saya edit.


3. BUNGA PALSU
Yap, bunga palsu. Pada suatu hari di perayaan ultah kantor saya, saya jadi panitia dan ketika hendak pulang saya mengamati rangkaian bunga yang berbaris di pojokan. Tak sedikit yang menggunakan bunga palsu. Karena merasa sayang maka saya cabutin lah bunga-bunga itu. It was more than 6 years ago.
Lalu, beberapa waktu lalu saat sedang rapat komite TK dan menyebut soal mendekor ruangan perpisahan, bunga itu terlintas di kenangan saya. Dan begitu saya ke Tebet, masuklah bunga-bunga palsu yang sudah lama berada di lemari itu ke dalam kantung plastik besar, untuk kemudian dipindahtangankan ke sekolah Malika itu.

Kalau ini perasaannya senang, sama seperti ketika memberikan seluruh koleksi bungkus permen saya ke kawan kuliah untuk tugas desain fashionnya. Akhirnya berguna juga itu barang ^^



Nah, baru tiga hal itu yang saya singkirkan. Rumah masih penuh, ha-ha-ha. Berarti saya masih harus merapikan folder lemari, kepala, dan hati saya hihihiy ... Mari beberes ^^